”Menteri Super” Luhut

”Menteri Super” Luhut

DI tengah berita reshuffle yang berseliweran sekarang, saya tertarik dengan berita yang menyebut Menteri Luhut Binsar Pandjaitan termasuk yang layak diganti.

Saya baca isinya, komentar dari pengamat. Selain itu, nama yang beredar adalah Menteri Perdagangan M. Lutfi yang mendidih karena minyak goreng. Juga, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah yang sempat didemo karena pengunduran jadwal asuransi pensiunan pekerja.

Luhut Pandjaitan? Menko Kemaritiman dan Investasi itu dinilai membuat gaduh setelah mengusulkan pengunduran pemilu.

Tentu menjadi pertanyaan, apakah mungkin Jokowi mengganti Luhut? Apakah Luhut masuk gerbong reshuffle?

Soal copot-mencopot anggota kabinet memang sepenuhnya wewenang presiden. Siapa saja bisa dicopot. Setiap saat. Tapi, kalau melihat rekam jejak Luhut di kabinet, rasanya nyaris mustahil ia dicopot.

Saya bahkan memberi istilah ”menteri super” alias menteri kepercayaan presiden. Menteri yang tak tersentuh. Jangankan diganti, menteri super itu bahkan tidak mencium bau reshuffle.

Di setiap kabinet pun, selalu ada menteri super. Tak peduli posisinya di pos apa. Tak harus di pos strategis seperti kursi Mendagri, Menkeu, atau Menhan. Tapi, mereka mempunyai kedekatan khusus dengan presiden. Sangat dipercaya presiden.

Di era Soeharto, ”menteri super” layak disematkan kepada B.J. Habibie. Pos Habibie adalah menteri riset dan teknologi. Pos itu tak bisa dibilang strategis. Di era sekarang pun, pos menteri ristek tersebut dibubarkan.

Habibie bisa dibilang anak emas Soeharto. Ahli pesawat terbang tersebut diberi peluang sebesar-besarnya ”terbang” ke luar pos Menristek. Soeharto merestui Habibie menjadi motor utama pendirian ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia).

Habibie juga dipercaya menjadi ketua harian Dewan Pembina Golkar, yang kekuasaannya mengalahkan ketua umum. Dan, akhirnya dipilih jadi wakil presiden juga.

Di era Presiden Habibie, ”menteri super” bisa disematkan kepada dua menteri. Pertama, Wiranto. Situasi ”panas” reformasi membuat Habibie dan Wiranto sebagai pemimpin militer harus saling rangkul. Mereka sangat dekat karena situasi politik, termasuk membereskan internal ABRI (TNI).

Kedua, selain Wiranto, Habibie dikenal sangat dekat dengan Adi Sasono yang menjabat menteri koperasi dan UKM. Adi Sasono merupakan sahabat Habibie di ICMI. Keduanya tokoh utama organisasi yang didirikan di Malang itu. Walaupun posnya koperasi, Adi sering dilibatkan dalam pembahasan masalah strategis.

Di era Gus Dur, Alwi Shihab bisa kita sebut sebagai salah seorang menteri super. Begitu dekatnya, setelah PKB pecah, Gus Dur merestui Alwi Shihab sebagai ketua partai yang didirikannya itu.

Di era SBY, menteri super bisa disematkan ke Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi. Di periode SBY-JK, Sudi mengisi pos sekretaris kabinet. Di era SBY-Boediono, ia digeser sebagai sekretaris negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: