Langgar Titah, Lewy Mati Gaya
Robert Lewandowski--
BAYERN Muenchen bukanlah klub yang sering terjebak krisis. Namun, klub itu berada tepat di tengah krisis sekarang. Semuanya gara-gara Robert Lewandowski. Lewy –sapaan akrabnya– sudah tidak mau lagi merumput untuk Bayern hanya karena perkara ”sepele”. Lewy diminta bermain lebih melebar agar lebih efektif saat menerima umpan dari sayap.
Kapten Polandia itu adalah salah seorang penyerang paling klinis di dunia sepak bola. Mungkin karena seusia, Lewy menentang ”titah” pelatih Julian Nagelsmann. Ingat, usia keduanya hanya berbeda setahun. Lewy berusia 33. Nagelsmann 34.
”Setiap musim saya mencetak 40 gol,” sebut Lewy dengan nada ketus.
Lewy kemudian mengatakan, cukup delapan tahun masa tinggalnya di Allianz Arena. Karena ia dinilai masih hot, Barcelona langsung menyambutnya. Sayang, klub Catalan itu sedang sekarat. Cita-cita Lewy merumput di Camp Nou sepertinya tidak kesampaian.
Lewy jelas tidak kekurangan peminat. Namun, gajinya yang besar membuat klub mana pun pikir-pikir, termasuk Manchester United yang malu-malu mau.
Lewy barangkali kelewat reaksioner. Hanya karena friksi sepele dengan sang pelatih, ia sudah teriak ke mana-mana. ”Gairah saya bermain di sini sudah mati. Perjalanan dengan klub sudah berakhir,” ujarnya. Kontan saja, pers Jerman marah. Bahkan, petinggi Bayern kesal. Fans yang dulu cinta mati kepada Lewy kini justru menghujatnya. Keterlaluan. Hiperbolis. Begitu kata fans.
Jalan friksi itu masih belum berujung. Lewy bahkan bisa menjilat ludah sendiri. Kalau Barcelona tidak bisa merekrutnya atau klub barunya tak mampu membayar gaji jumbonya, Lewy bisa saja dibiarkan merana. Nasibnya bisa ”digantung”.
Sebetulnya kisah itu sudah jamak. Bayern saja yang baru mengalaminya. Klub-klub besar lain sudah pernah merasakannya. Sebut saja Barcelona, Manchester United, Liverpool, Manchester City, hingga Tottenham Hotspur. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: