Harga Kebutuhan Pokok Stabil, Mendag Zulkifli Hasan Sidak ke Pasar Wonokromo
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dikelilingi pengunjung dan pedagang Pasar Wonokromo Surabaya.-Boy Slamet-Harian Disway-
UMROTUL Chaliful girang bukan main. Sebab, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengunjungi lapak penjual daging ayam di Pasar Wonokromo itu.
“Yang kemarin empat puluh ribu, Pak,” ujar wanita 52 tahun berjilbab hitam itu sambil terus memotong daging ayam di meja lapaknyi. Dia mengucap syukur lantaran harga daging sudah kembali stabil yakni Rp 38 ribu per kilogram.
Sementara Zulkifli berdiri di depan lapak bersama beberapa ibu-ibu pembeli. Politisi PAN itu memang sedang sidak. Mengecek harga-harga kebutuhan pokok. Memastikan semua harga barang-barang yang sempat naik sebelumnya sudah turun.
Ia pun bergeser ke lapak daging sapi milik Usnia. Lokasinya tak jauh dari lapak daging ayam tadi. Hanya selisih beberapa lapak di samping kanan.
Ternyata, harga daging juga sudah stabil. Dari Rp 135 ribu per kilogram menjadi Rp 120 ribu kilogram. “Alhamdulillah sudah turun sejak seminggu ini, Pak,” celetuk Usnia kepada Zulkifli.
Begitu juga dengan harga minyak goreng. Sudah turun signifikan. Yang kemasan sederhana kembali ke Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp 14 ribu per liter.
“Minyaknya juga bagus. Stok banyak. Kemarin dikirim lima dus,” ujar Nasifah, pedagang lain yang lapaknyi dihampiri oleh Zulkifli. Tak hanya itu, harga berbagai jenis cabai yang sempat melejit pun kini sudah normal.
Termasuk bawang merah yang turun drastis. Dari Rp 75 ribu per kilogram menjadi Rp 40 ribu ribu per kilogram. “Turunnya hampir lima puluh persen. Sudah normal semua. Pembelinya juga senang,” ujar Nasifah.
“Hari ini kita syukuri harga-harga sudah turun banyak. Terutama yang membuat inflasi paling tinggi, yaitu cabai sama bawang,” kata Zulkifli. Malam sebelumnya, ia juga menyidak Pasar Keputran. Dan harga-harga kebutuhan pokok juga sudah stabil di sana.
Misalnya, harga bawang untuk grosir antara Rp 25 ribu-Rp 28 ribu per kilogram. Sehingga pedagang sudah bisa menjual normal antara Rp 35 ribu-Rp 40 ribu per kilogram. Selain itu, harga cabai merah di Kota Pahlawan pun stabil. Baik itu cabai rawit maupun cabai merah besar, rerata harganya di pasar Rp 65 ribu - Rp 70 ribu.
"Cabai saat awal saya jadi menteri Rp120 ribu, kemarin cabai rata-rata sudah Rp 55 ribu. Apakah cabai rawit, cabai keriting, cabai hijau, cabai merah besar juga sama lebih kurang Rp 55 ribu. Artinya, pengecer bisa jual Rp 65 ribu sampai Rp70 ribu," jelas Mendag.
Begitu juga dengan harga daging sapi. Rata-rata sudah normal yakni Rp 120 ribu per kilogram. Bahkan di Kupang, Nusa Tenggara Timur, sudah mencapai Rp 110 ribu per kilogram.
Pun demikian dengan harga minyak goreng kemasan sederhana. Di mana-mana sudah sesuai HET. Ia memastikan ketersediaan stoknya aman.
Sebab, apabila harga masih tinggi maka stoknya langka. Sebaliknya, jika harga sudah normal maka stoknya dipastikan melimpah. “Artinya, kalau stok kurang pasti harga jualnya mahal,” tandasnya.
Bahkan di Pasar Keputran, para pengecer membeli dengan harga Rp12 ribu per kilogram. Sehingga bisa dijual lebih murah lagi. Antara Rp 13 ribu hingga Rp 13.500 per kilogram.
Dialog Zulkifli Hasan dengan salah seorang pedagang Pasar Wonokromo Surabaya.-Boy Slamet-Harian Disway-
Zulkifli menyatakan bahwa harga-harga bahan pokok sudah mulai stabil. Ia berharap inflasi segera terkendali. Mengingat pada bulan sebelumnya Indonesia mengalami inflasi tinggi lantaran harga-harga bahan pokok melejit. “Jadi semoga ini berangsur terkendali,” katanya.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Diskopdag) Kota Surabaya Fauzie Mustaqiem Yos turut mendampingi sidak tersebut. “Rata-rata sudah stabil harganya, sudah turun semua. Baik di Kupang, Surabaya maupun daerah lain,” kata Yos.
Menurutnya, harga-harga yang sempat melejit kemarin disebabkan oleh kelangkaan stok. Tepatnya seusai hari raya Iduladha lalu. Kini, Pemkot Surabaya intens memantau ketersediaan bahan pokok. Yakni dengan melibatkan PD Pasar Surya juga instansi yang sama di daerah lain. Terutama daerah-daerah penyangga Kota Surabaya.
“Saat ada kelangkaan dan harganya naik itu, kita gandeng daerah-daerah sekitar. Ayo, kamu punya tanaman apa, seperti cabai, sayur-sayuran, kirim ke Surabaya,” ungkapnya. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: