Pertemuan Pengurus PSMTI dan Dr Mochtar Riady, Bahas Bantuan UMKM hingga Beasiswa

Pertemuan Pengurus PSMTI dan Dr Mochtar Riady, Bahas Bantuan UMKM hingga Beasiswa

DEWAN KEHORMATAN senior PSMTI Dr. Mochtar Riady (tiga dari kiri) menjabat tangan Ketua PSMTI Wilianto Tanta. Hadir pula Pengurus PSMTI lainnya: Teguh Kinarto, Untung Chandra, Tirtahadi Sendjaja, dan Saiman Sutanto.-Humas PSMTI-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Petinggi Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Pusat berkumpul di Lippo Karawaci, Tangerang, Senin, 8 Agustus 2022. Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta (陈荣光) mengajak jajarannya sowan ke salah seorang Dewan Kehormatan Senior PSMTI: Dr Mochtar Riady (李文正).

Dalam pertemuan dengan pendiri dan ketua Organisasi Kelompok Lippo itu, Wilianto mengajak tokoh-tokoh besar Tionghoa. 

Di antaranya, pendiri Podo Joyo Masyhur (PJM) sekaligus Wakil Ketua Umum Koordinator Wilayah (Korwil) PSMTI Jawa tengah, DIY, Jawa Timur Teguh Kinarto (戴教奇); Wakil Ketua Umum Departemen hubungan Antarmarga Untung Chandra (陳 社 栋); WKU Departemen Organisasi Tionghoa Tirtahadi Sendjaja (楊健昌), dan Wakil Sekretaris Umum PSMTI Saiman Sutanto (陈业才).  


Pertemuan PSMTI dengan Mochtar Hariady dalam jamuan makan siang, Senin, 8 Agustus 2022 di Jakarta.-Humas PSMTI-

Sementara itu, Mochtar Riady didampingi sang istri Suryawati Lidya dan cucunya.

Mochtar banyak bercerita tentang perjalanan hidupnya. Sebelum sukses dengan Organisasi Kelompok Lippo, ia berjuang di bisnis batik. 

Ia lahir di Malang, 12 Mei 1929. Ayahnya adalah seorang pedagang batik bernama Liapi (1888–1959), sedangkan ibunya bernama Sibelau (1889–1939). Kedua orang tuanya merantau dari Fujian dan tiba di Malang pada 1918.

Ketika perang kemerdekaan pecah, Mochtar turut berjuang di Jawa Timur. Bahkan, Belanda pernah menangkapnya karena menentang pembentukan Negara Indonesia Timur dan sempat ditahan di Penjara Lowokwaru, Malang. 

Situasi membuatnya harus ke Tiongkok, dan di sanalah ia kemudian memutuskan untuk belajar dan mengambil kuliah filosofi di Universitas Nanking. Mochtar Riady tinggal di Hongkong hingga 1950. Ia kembali ke Indonesia pada 1951 dan menikahi Suryawati Lidya, seorang perempuan asal Jember.

Mochtar juga punya andil besar dalam bidang pendidikan. Ia mendirikan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology serta menjadi Ketua Eksekutif dan Dewan Penasihat Universitas Pelita Harapan (UPH).

Bersama sahabatnya, Teguh Kinarto, dan beberapa tokoh Tionghoa, Mochtar mendirikan Universitas Ma Chung di Malang, Jawa Timur. 

Mochtar Riady menilai baik kinerja positif dari suku Tionghoa di Indonesia. Terlebih, banyaknya wujud nyata peran PSMTI dalam berbagai kegiatan untuk masyarakat Indonesia, baik sosial, budaya, maupun pendidikan. 

Sebagai orang yang berperan dalam membesarkan keuangan di Bank BCA, Mochtar Riady juga membahas UMKM yang berkaitan dengan program kerja UMKM PSMTI Pusat.

”Untuk program kerja UMKM ini ibaratnya kita jangan langsung memberikan ikan, tetapi memberikan  kail dan jaring untuk membantu melengkapi usaha mereka supaya bisa berkelanjutan di masa depan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: humas psmti - wku rudi rusdiah (林庆豪)