Di Summer Melodies, Harpist Kara Harps Academy Tampil Ber-30 Seperti di Australia

Di Summer Melodies, Harpist Kara Harps Academy Tampil Ber-30 Seperti di Australia

Para pemain harpa dewasa yang bermain secara kelompok. Di antaranya ada Jessica Sudarta yang ikut tampil.--

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Musisi harpa Indonesia Jessica Sudarta mengajak murid-murid yang dididiknya di Kara Harps Academy tampil dalam konser khusus harpa. Bertajuk Summer Melodies, Jessica menunjukkan bahwa harpa bisa diterima semua orang.

Tantangan bermain harpa secara berkelompok ditunjukkan oleh Jessica Sudarta bersama Kara Harps Academy dengan menggelar konser di Jayanata Ballroom Surabaya, pada Minggu, 28 Agustus. 

Bahkan dengan jumlah puluhan personel. Salah satunya dilakukan oleh 30 harpist. Konsep ini dilakukan Jessica karena ia sendiri pernah tampil secara berkelompok di Australia delapan tahun lalu dalam World Harp Congress di Sydney, Australia pada 2014. 

”Mainnya juga sama. Waktu itu saya bertiga puluh. Maka kali ini saya cobakan dengan murid-murid saya,” kata musisi yang belajar Harp Performance and Music Education di Peabody Conservatory of Johns Hopkins University , Baltimore, Amerika Serikat itu.

Tentu ada tantangan dalam memainkan harpa dengan banyak personel. Dalam kiasan Jessica, bermain harpa tidak sendiri tapi dengan tim itu layaknya bermain dalam sebuah tim sepokbola. ”Challenge terbesar ya bersama-sama itu. Kesulitannya tentu ada. Tapi kuncinya adalah kompak dan mau saling bekerja sama. Sama seperti dalam sepakbola,” katanya. 
Sejumlah murid Jessica Sudarta yang berpose sebelum tampil. Mereka di antaranya berusia 3 tahun. Ada yang SMP dan SMP hingga dewasa. Mereka inilah yang diajaknya tampil dalam formasi kelompok. -JULIAN ROMADHON/Harian Disway-

Dengan beramai-ramai, Jessica juga ingin menunjukkan bahwa harpa yang selama ini dikenal sebagai alat musik yang menjadi bagian dari perangkat orchestra tak saja harus ditampilkan dengan mengombinasikannya dengan berbagai alat musik lainnya.

Seperti dengan biola, saksofon, harmonika, piano dan yang lainnya. ”Tapi kita juga bisa memainkan harpa saja. Nah kali ini saya coba bukan saja solo atau individu tapi bareng-bareng dalam jumlah banyak,” katanya. 

Dengan memberi efek yang menenangkan siapa saja, penonton diajak menikmati alunan harpa dalam Melodi Lavenders Blue oleh Kara Harp Ensemble yang membuka konser. Itu sebelum Jessica memainkan alunan Spanish Dance No.1 karya Manuel d Falla. 

Berikutnya ada komposisi Denting Itsy Bisy Spider yang dibawakan Emily C Gunawan, Sophia Annemarie Tjandra dan Philia Le yang berusia sekitar delapan tahun.

Yang lebih menarik lagi, Jessica juga mempersembahkan beberapa lagu-lagu yang selama ini tak pernah dipersembahkan dengan permainan harpa, dalam aransemen yang baru.

Seperti yang dilakukan dengan memainkan original soundtrack film-film. ”Salah satunya Remember Me Coco dari film Remember Me, dan beberapa musik dari Korean Drama. Bahkan lagu BTS pun bisa kami mainkan dnegan harpa,” terangnya.
Di antara sejumlah persembahan, Jessica Sudarta tetap ditunggu penonton. Ia tampil solo dalam Spanish Dance No.1 karya Manuel d Falla. -JULIAN ROMADHON/Harian Disway-

Dalam konser, tampak sejumlah murid Jessica dalam berbagai usia turut ambil bagian. Ada yang berusia dua tahun sudah sangat percaya diri tampil. 

Dalam formasi berkelompok, Jessica mengumpulkannya dalam kategori usia untuk ditampilkan bersama-sama. Ada yang bermain bersepuluh oleh harpist cilik berusia 3 sampai 10 tahun. Ada pula kelompok usia 7 tahun sampai 13 tahun. ”Di atas itu SMP-SMA dan dewasa,” kata gadis kelahiran 24 Januari 1998 itu.

Semua yang tampil itu telah dilatih Jessica dan satu guru yang lain selama dua bulan lamanya. Untuk konser ini, ada yang bahkan baru bergabung berlatih dua hari sebelumnya. Namun mereka yang datang dari beberapa kota lain seperti Semarang, Solo, Jakarta, dan Bali itu bisa mempersembahkan yang terbaik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: