Timo Werner Korban Egoisme Tuchel
Timo Werner--Twitter
LONDON, HARIAN DISWAY - THOMAS Tuchel pening. Manajer Chelsea itu sepertinya harus berpikir ulang tentang konsep permainannya. Ingat, Chelsea sudah dua kali kalah. Kalahnya pun bukan dari tim hebat, melainkan tim biasa.
Nah, setelah tersungkur dari Leeds 0-3 sebelas hari lalu, Rabu dini hari (31/8) The Blues kembali takluk 1-2. Kali ini dari tuan rumah Southampton.
Pelatih asal Jerman itu sudah menyentil para pemainnya. Eks pelatih Paris Saint-Germain tersebut mengatakan, Chelsea kelewat mudah kalah. Penyebabnya adalah pemain cepat kehilangan konsentrasi. Kehilangan konsentrasi membuat timnya hilang keseimbangan.
”Kami kehilangan rencana. Kami kehilangan konsistensi. Lawan terlalu mudah mengalahkan kami,” sebut Tuchel setelah kalah oleh Southampton di Stadion Saint Marry.
Setelah gol pembuka Raheem Sterling, gol ketiganya dalam dua pertandingan, Tuchel sangat tidak senang dengan upaya Chelsea untuk menghentikan dua gol Southampton yang dicetak Romeo Lavia dan Adam Armstrong.
”Pertahanan yang lembut. Apa yang menghentikan itu adalah mentalitas murni. Perlu mentalitas bertahan murni. Tetap tegar sebagai sebuah tim dan tunjukkan mentalitas yang berbeda,” ujarnya.
Lebih dari dua pekan yang lalu Chelsea menghasilkan tampilan yang menggembirakan dalam hasil imbang 2-2 saat melawan Tottenham. Namun, sejak itu mereka telah kehilangan dua pertandingan berikutnya dan terlihat dilanda serangkaian masalah.
N’Golo Kante tertatih-tatih karena cedera hamstring kala melawan Spurs. Kalidou Koulibaly dan Conor Gallagher sama-sama diusir keluar lapangan bersama dengan Tuchel. Reece James absen pada pertandingan Selasa malam karena sakit. Ruben Loftus-Cheek ditarik keluar karena cedera di babak pertama.
Tuchel kemudian mengatakan, situasinya mirip setelah melawan Juventus musim lalu. Kala itu Chelsea memainkan pertandingan fantastis di Stamford Bridge. Setelah itu, Chilly absen delapan bulan. Lalu, Kante absen tiga bulan. Chelsea pun langsung merana.
Kini, setelah kartu merah Conor, Ruben cedera. Mateo Kovacic cedera selama delapan minggu sejak pramusim. Reece James juga absen karena sakit. Jadi, pantas saja Chelsea merana.
Analis sepak bola Ian Ladyman malah tidak sepakat dengan Tuchel. Ia mengatakan, Tuchel perlu mengevaluasi konsep permainan satu striker. Chelsea punya dua striker pilih tanding. Ada Romelu Lukaku dan Timo Werner.
Sayang, dua-duanya tidak ”berguna” bersama Tuchel. Ironis memang. Di saat Chelsea kesulitan untuk mencetak gol, Timo Werner malah kembali meledak di RB Leipzig. Dalam tiga laga terakhir, Werner sudah mencetak empat gol.
Menurut Ian Ladyman, itu bukti bahwa Tuchel tidak becus mengelola pemain. Werner itu tak ubahnya predator. Ia harimau di kotak penalti. Sayangnya, Tuchel tidak memandang Werner sebagai harimau, tetapi malah memintanya bermain seperti musang. ”Sadisme” Werner pun akhirnya lenyap begitu saja.
Romelu Lukaku pun begitu. Mungkinkah Tuchel lebih suka menerapkan konsep false nine? Entahlah, tapi konsep bermain Tuchel itu membuat striker mana pun harus berpikir dua kali lipat sebelum setuju menerima pinangan Chelsea. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: