Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Kurang Satu Tempat, Jakarta (16)

Mijn Roots Mencari Orang Tua Kandung: Kurang Satu Tempat, Jakarta (16)

Olvi Jasinta dan Erens Mokalu dalam pertemuan 2001. Mereka akhirnya bertemu setelah berpisah selama 25 tahun.-Dok Olvi Jasinta-

Olvi Jasinta Mokalu dilahirkan di Langowan, 23 Oktober 1975. Namun, pengambilan film dokumenternyi harus dimulai dari Jakarta. Dia wajib mendatangi gedung eks Panti Asuhan Pangkuan si Cilik untuk melengkapi kisah adopsinyi.

OLVI JASINTA akan membuat film dokumenter tentang perjalanan adopsinyi. Sama dengan Bob Schellens yang ditulis pada 11 seri pertama.

Bedanya, Olvi adalah desainer grafis. Sedangkan Bob memang videografer profesional. Meski begitu, semangat mereka tetap sama: memberi tahu dunia bahwa kasus adopsi ilegal yang terjadi pada 1973–1983 antara Indonesia dan Belanda tidak beres.

Anak-anak yang diadopsi mendapat perundungan, perlakuan rasis, hingga gangguan mental gara-gara tercerabut secara paksa dari akarnya di Indonesia. Bahkan, beberapa anak adopsi bunuh diri karena tak tahan dengan situasi itu.

Olvi punya kisah sendiri. Dia diculik oleh pendeta dari Manado dari tempat kelahirannya di Langowan. Kisahnyi sangat kompleks. Sang ayah mendapat tekanan dari pendeta saat istrinya meninggal di rumah sakit. Kala itu Olvi masih berusia dua setengah bulan. Sang ayah tak mau melepas anaknya. Namun, Olvi diambil secara paksa dan disembunyikan di Manado. Penggalan kisah itu sudah ditulis di seri sebelumnya.

Sudah ada beberapa opsi judul untuk film bikinan Olvi. Yang pertama, Pulang Kampung (Back Home). Judul itu cocok karena Olvi sudah berhasil bertemu orang tuanyi di Langowan pada 2001. Namun, sampai sekarang dia masih mengumpulkan penggalan fakta yang selama ini disembunyikan.

Opsi lainnya tak kalah menarik. Misalnya: Moonlight atau Sinar Rembulan. Judul itu dipilih karena Olvi dan sang ayah Erens Mokalu sepakat bahwa di mana pun mereka merasa rindu, mereka bisa saling memandang bulan yang sama. 

Ada juga opsi judul lain: Masa Lalu (Lost and Found) atau Pertemuan yang Mendalam, Memori. Dia juga membuka ruang untuk opsi judul lain. ”Segala saran sangat diterima,” tulis Olvi dalam dokumen film proyeknyi.

Olvi ingin merekam semua tempat yang pernah dia singgahi sebelum diadopsi ke Belanda.


Tim pencari orang tua kandung Mijn Roots mengunjungi eks Panti Asuhan Pangkual si Cilik di Jakarta.-Dok Mijn Roots-

Jika merunut sesuai tahun, Olvi seharusnya memulai proyek itu dari Langowan, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, tempatnyi dilahirkan. Lalu, ke Manado dan Jakarta.

Namun, dia membalik rute proyek itu. Rute dimulai di Panti Asuhan Pangkuan si Cilik di DKI Jakarta yang dikelola Ibu Lies Handayani Darmadji. Itulah salah satu panti asuhan yang sangat kontroversial dalam sejarah adopsi Indonesia-Belanda.

”Panti asuhan itu sudah tidak ada. Tapi, aku harus tetap ke sana,” ujar Olvi Jasinta. Panti asuhan itu berada di Jalan Sukabumi Nomor 11 A, Jakarta. Jika ke Indonesia lagi, Olvi bakal pergi ke sana.

Dia berada di panti asuhan yang sama dengan Andre Kuik. Kisah Andre viral empat tahun lalu. Video BBC Indonesia yang mengulas perjalanan hidup Andre sudah nyaris menyentuh 2 juta view di YouTube. 

Pendiri Yayasan Mijn Roots Ana Maria yang juga anak adopsi pernah mengunjungi lokasi panti asuhan itu. Dia membantu pencarian anak adopsi lain. 

Dari pengalaman itu, Ana menyimpulkan ada banyak jaringan panti asuhan yang terlibat dalam proses adopsi ilegal tersebut. Lokasi mereka terpisah, tetapi para pengelolanya mengenal satu sama lain. ”All Chinese-Indonesian-Dutch. Can speak Dutch and knew each other (Semuanya keturunan Tionghoa-Indonesia-Belanda. Bisa berbahasa Belanda dan mengenal satu sama lain, Red),” ujar Ana tadi malam, Kamis, 1 September 2022.

”So, all from the same network in the end. Same notaris and witnesses sometimes (Jadi, semua berasal dari jaringan yang sama pada akhirnya. Notaris dan saksi mata terkadang juga sama, Red),” lanjut Ana yang tinggal di Eastwood CitraLand, Surabaya, itu.

Panti Asuhan Pangkuan si Cilik itu sudah berubah fungsi. Namun, Olvi tetap harus ke Jalan Sukabumi untuk membuat film yang komplet.

Seusai dari Jakarta, Olvi bakal ke Manado untuk mengunjungi desa anak-anak yang juga diadopsi. Juga, ke Panti Asuhan dr Lucas, tempatnyi singgah selama tiga bulan selama diculik pendeta setempat.

Pembuatan film diakhiri di Langowan. Dia akan mengunjungi Rumah Sakit Budi Setia dan desa-desa tempat keluarganyi tinggal. Tentu ke makam ayah dan ibunyi.

Olvi akan mempersilakan keluarga besarnyi berbicara. Dia siap dengan semua fakta apa pun meski terdengar menyakitkan. 


Keluarga Besar Mokalu-Wungkar di Langowan, tempat olvi Jasinta dilahirkan .-Dok Olvi Jasinta-

Semua diberi kebebasan bercerita setelah ruang untuk menyampaikan kisah secara utuh tertutup selama puluhan tahun. Menurut Olvi, mereka juga mempunyai hak untuk menceritakan apa kesibukan mereka selama ini. 

Selama beberapa kali pertemuan dengan keluarga besarnyi, Olvi juga mendapati fakta penting. ”My father had a deep wish to meet my adoptive parents, but they refused this. Until today this makes me sad (Ayah kandungku sangat berharap bisa bertemu orang tua angkatku, tetapi mereka menolaknya. Sampai hari ini, hal itu membuatku sedih, Red),” ujar Olvi. (Salman Muhiddin)

Olvi Sempat Marah dengan Orang Tua Angkatnyi. BACA BESOK!

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: