39 Yuk Anggota Kain dan Kebaya Indonesia (KKI) DPC Sidoarjo Serukan Cinta Budaya di 3 Candi
Candi Pari, Destinasi pertama yang disambangi 39 Yuk –panggilan anggota KKI DPC Sidoarjo- yang mengenakan kebaya jumputan yang berwarna-warni cerah hasil produk UMKM Sidoarjo.--
SIDOARJO, HARIAN DISWAY - Dengan tetap berdandan cantik, 39 anggota komunitas Kain dan Kebaya Indonesia (KKI) DPC Sidoarjo dolan ke beberapa destinasi wisata di Sidoarjo. Tak sekadar jalan-jalan lho. Mereka membuat profil yang mengangkat destinasi wisata Sidoarjo.
Lihatlah, luwesnya para perempuan yang dipanggil khas dengan Yuk ini. Anggota KKI itu utamanya menggunakan kain dan kebaya sebagai ciri khas penampilan komunitas di setiap kegiatan.
Tak ada ribet. Mereka bahkan dengan ceria bisa berkeliling ke empat destinasi dalam sehari. Tujuannya supaya masyarakat tahu potensi wisata di Sidoarjo. Sekalian memakai produk-produk khas dari Sidoarjo.
Ketua panitia acara, Christine Wu, menyampaikan sambutan.--
”Semua yang digunakan Yuk dari ujung rambut sampai kaki, mulai kerudung, kebaya jumputan, jarik , klompen, tas, payung yang keren dan cantik ini adalah keluaran produk-produk UMKM Sidoarjo lho,” kata Christine Wu, ketua panitia.
Dipandu ketua KKI Izzatul Aini Minhadj, drg, Sp. Perio dan wakil KKI Dra Rizazy Cathariena Huwae, kegiatan yang digelar pada 24 September lalu itu sangat menunjukkan kebanggaan para perempuan Indonesia yang berbudaya.
Ketua KKI DPC Sidoarjo Izzatul Aini Minhadj, drg, Sp. Perio dan wakil ketua Dra Rozazy Cathariena Huwae.--
”Kami ingin menunjukkan bahwa KKI terdiri dari para perempuan hebat dengan berbagai ragam profesi yang punya misi jelas untuk Indonesia. Ada dokter gigi, dokter umum, motivator, bidan, guru, pengusaha, dosen, PNS, bahkan sopir truk, dan lain sebagainya, yang sepemikiran tentang visi menjadikan perempuan Indonesia yang harus lebih berdaya dan berbudaya,” terang Yuk Izzatul.
Destinasi pertama kegiatan melestarikan wisata Sidoarjo itu mula-mula dilakukan di Candi Pari, Kecamatan Porong. KKI memilihnya karena candi ini merupakan ikon Sidoarjo. Di antara tiga candi yang ditemukan di Kecamatan Porong, candi ini merupakan yang terbesar.
”Merupakan peninggalan zaman Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk 1350–1389 M yang dulu digunakan sebagai tempat pengumpulan padi. Saat ini menjadi destinasi utama wisata budaya di Kabupaten Sidoarjo sehingga kami sambang ke sini dulu,” kata Yuk Christine.
Tujuan kedua adalah Candi Sumur. Candi yang setipe dengan Candi Pari sebagai perlambang kesuburan. Dipilih karena para Yuk hanya perlu berjalan kaki menuju Candi Sumur karena memang berdekatan tempatnya. Hanya sekitar 100 meter.
--
Di area candi seluas kurang lebih 315 meter persegi, para Yuk itu tak hanya mengambil foto. Mereka mengagumi bangunan Candi Sumur yang terbuat dari bata merah berbentuk bujur sangkar dengan ukuran sekitar 16 meter persegi dengan tinggi 10 meter.
Berikutnya menuju destinasi ketiga yaitu Candi Derma di Kecamatan Wonoayu. Di sinilah eksplorasi kecantikan candi-candi terus berlanjut. Tak lupa selalu dengan mempromosikan produk-produk unggulan UMKM Sidoarjo yang mereka kenakan.
Pengambilan dokumentasi di candi ketiga, Candi Derma di Kecamatan Wonoayu.--
”KKI sengaja memilih membuat acara di beberapa candi karena punya misi ingin mengenalkan wisata budaya potensial di Sidorajo dari keindahan peninggalan masa lalu yang sampau saat ini masih terawat,” terangnya.
Saat di ketiga candi itulah KKI sabar mengambil sejumlah foto dan gambar untuk pembuatan video. Digunakan untuk memamerkan dan mempromosikan destinasi wisata budaya khususnya candi-candi di Sidoarjo dan produk lokal UMKM Sidoarjo.
”Dalam video itu KKI akan menegaskan pesan untuk mencintai dan melestarikan potensi lokal yang kita punya. Kalau tidak kita sendiri maka siapa lagi yang bangga dan mengamankan warisan seni budaya dan keragaman produk daerah yang sangat unggul ini,” tambah Yuk Rizazy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: