Terinspirasi Kupu-kupu, Gita Orlin Hadirkan ”Papillon” yang Indah, Cantik, dan Feminin

Terinspirasi Kupu-kupu, Gita Orlin Hadirkan ”Papillon” yang Indah, Cantik, dan Feminin

--

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Selain bunga, kupu-kupu identik dengan perempuan dan keindahan yang feminin. Pesona serangga bersayap yang kerap beterbangan di antara bunga itu pun menginspirasi Gita Orlin dalam mencipta Papillon.

Jika ada yang sedang membuat Gita sedang berseri-seri dalam rancangan terbarunya kali ini adalah kupu-kupu. Ada 14 rancangan baru yang dibuat Gita untuk menjelang akhir tahun 2022, dengan menempatkan hewan cantik itu sebagai point of interest yang kuat.

Bagai keceriaan yang dibawa oleh kupu-kupu dengan sayapnya yang berwarna-warni, Papillon dibuat Gita untuk simbol yang menandai berakhirnya masa pandemi yang perlahan berlalu. ”Saya bayangkan kita bagai kupu-kupu yang terbang bebas dengan sayap yang indah setelah keluar dari kepompong pandemi,” katanya mengibaratkan.

Kesan menjadikan setiap perempuan yang memakai busananya itu bakal bagaikan kupu-kupu memang sangat terasa. Pertama dari kecenderungan warna kalem dan anggun yang mendominasi rancangannya. Meskipun tak mencolok namun dusty purple, dusty pink, bronze, dan brown yang dipilihnya tetap menumbuhkan keceriaan pemakainya.

Bahkan menurut Gita, justru warna itu bisa menjadi alternatif pilihan buat mereka yang kurang percaya diri tampil dengan warna cerah. ”Lihat saja jatuhnya bisa tetap kalem dan anggun kan. Itu karena warna-warna itu saya dipadukan dengan warna earth tone. Ibaratnya seperti mampu mengendalikan dan menyeimbangkan tapi warna cerahnya tetap keluar,” ulasnya.
--

Kedua, kekuatan pesona kupu-kupu itu ditempuh Gita dengan penerapan cutting yang sangat dinamis. Berbagai gaya ada. Mulai dari cutting full klok, loose dress, two pieces sampaj three pieces. Berikut aksen untuk mempermanis penampilan turut dimunculkan dalam busana. Misalnya lengan puffy dan ruffles unik yang menjadi ciri khas Gita selama ini. 

Ketiga, yang tak kalah penting dari warna dan cutting adalah bahan. Agar bebas bergerak dan mendapatkan kenyamanan, Gita memilih memakai kain lace, tulle, dan sifon silk yang memang sejuk dipakai. ”Tiga bahan itu bikin perempuan mana pun yang memakainya akan merasa comfort. Di tubuh jadi enak,” katanya.

Jika diamati, detailnya pun elegan. Gita menunjukkan dari sentuhan embroidery handmade yang menghiasi beberapa bagian busana. Tentu saja bermotif kupu-kupu tiga dimensi yang dia kombinasikan dengan permainan pearl, payet, dan Swarosvki.

Dalam berbagai pilihan yang cantik, koleksi busana Gita ini tersaji untuk berbagai momen baik baik casual, formal, maupun daily. Meskipun dirancang untuk para Muslimah yang ingin tampil bergaya, seperti biasa rancangan busana Gita selalu bisa diterima untuk yang tak berhijab. Segala usia juga bisa menerimanya. 

Bila melihat tema rancangannya, Gita sebenarnya hendak mengingatkan lagi tentang kehidupan kupu-kupu atau papillon yang diambilnya dari bahasa Prancis. Baru kali ini tertarik kupu-kupu, dia mau setiap pemakainya akan merasakan bagai ”bunga terbang” sebutan lain kupu-kupu. ”Seperti kupu-kupu, perempuan itu selalu harus bisa tampil cantik. Rancangan ini juga bikin pemakainya merasa dirinya indah dan makin feminin,” tegasnya.

Belum lagi pemaknaan filosofis tentang kupu-kupu yang patut direnungkan. Di mata Gita, siklus hidup kupu-kupu itu luar biasa. Mereka melalui fase kepompong untuk mencapai hal yang lebih baik. Harus melewati waktu dan proses yang tak mudah agar menjadi kupu-kupu.

Bila ditarik pada perjalanan karier Gita sendiri, ada fase semacam kupu-kupu yang dilaluinya. ”Seperti proses saya sejak memulai merintis bisnis di bidang fashion hingga saat ini. Jika hasilnya ingin keindahan maka belajarlah dari kupu-kupu. Mereka mengajarkan bahwa semuanya itu enggak ada yang instan,” tegasnya.
--

Sebelum resmi dirilis untuk publik, keempat belas rancangan Gita itu sudah lebih dulu tampil dalam pergelaran Surabaya Fashion Parade (SFP) 2022 di Ballroom Tunjungan Plaza 3, pada Jumat 7 Oktober 2022 lalu. ”Untuk SFP, saya hanya butuh waktu dua minggu saja lho untuk mempersiapkannya. Sejak dari sketsa rancangan, printing kain hingga memadu madankan rancangan,” terangnya. 

Menariknya, keikutsertaan desainer asal Surabaya untuk yang keempat kalinya, Gita untuk yang pertama kalinya tampil tanpa dukungan sponsor. Pengalaman itu membuatnya menjadi lebih bebas berekspresi untuk koleksi terbarunya itu. ”Mau menuangkan ide apa pun terserah saya tanpa beban ini-itu,” akunya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: