Yang Berubah dari Terminal Teluk Lamong Setelah Setahun Merger Pelindo

Yang Berubah dari Terminal Teluk Lamong Setelah Setahun Merger Pelindo

Terminal Teluk Lamong Surabaya dipotret dari udara.-Humas Terminal Teluk Lamong-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Penggabungan Pelindo genap setahun.  Terminal Teluk Lamong (TTL), anak usaha dari Sub Holding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) mencatat peningkatan signifikan.

Dari segi operasional, TTL dipercaya melayani 2 (dua) servis internasional baru, yakni CIX Service dengan rute Jakarta - Semarang - Surabaya - Qingdao - Shanghai  dan CIS Service dengan rute Jakarta - Surabaya - Ningbo - Nansha yang dioperatori Meratus Line dan Bengal Tiger Line. 

TTL melayani servis itu dengan jadwal window Kamis-Jumat (two weekly service) dengan total B/M sampai dengan Agustus 2022 mencapai 5.361 TEUs.

Layanan domestik juga mencatatkan adanya rute baru Surabaya - Berau dan rute Surabaya - Tarakan yang dioperatori oleh Meratus Line dan Salam Pacific Indonesia Line (SPIL). 


Aktivitas bongkar muat di Terminal Teluk Lamong.-Humas Terminal Teluk Lamong-

Service ini dilayani di TTL dengan jadwal window sekali dalam seminggu (weekly service) dengan total B/M sampai dengan Agustus 2022 telah mencapai 6.415 TEUs.

“Kami berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan customer kepada TTL, kami selalu siap menjamin kinerja bongkar muat tetap tinggi untuk menunjang kelancaran arus logistik di saat ekonomi nasional mulai menggeliat paska pandemi” ujar Faruq Hidayat, Direktur Utama PT Terminal Teluk Lamong dalam keteranan pers, Selasa, 11 Oktober 2022. 

Di tahun awal merger Pelindo, fasilitas dermaga Petikemas internasional dan domestik telah ditambah panjangnya 150 meter dan tepat 18 Oktober 2021 dioperasikan untuk pertama kalinya melayani MV Alabama.

TTL juga menambahkan fasilitas longroom untuk pemeriksaan bea dan cukai menjadi 13 unit. Pelayanan pun makin cepat.

Layanan bongkar muat juga semakin cepat  dengan sistem Radio Frequency Identification Device (RFID) di container yard. Itu merupakan salah satu sistem identifikasi yang memanfaatkan gelombang radio melalui medan elektromagnetik. RFID disebut juga sebagai salah satu metode identifikasi pengambilan data secara otomatis atau Automatic Identification and Data Capture (AIDC).

Disisi lain, selama 1 tahun terakhir ini TTL juga berinovasi dalam mengembangkan 8 aplikasi berbasis Teknologi Informasi untuk pengaturan jadwal sandar kapal, monitoring roster kerja pegawai operasional, monitoring proses maintenance, pengelolaan bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 

Sebagai perwujudan Green Port TTL tidak berhenti melakukan berbagai inovasi bidang lingkungan seperti pemasangan solar cell di gedung CFS dan gedung utama yang dapat menyuplai listrik untuk kebutuhan operasional gedung, pengadaan fasilitas gerobak listrik untuk proses pengelolaan sampah, serta pengadaan motor listrik untuk di area operasional. 

Dari berbagai capaian yang ada, TTL mendapatkan apresiasi dari stakeholder eksternal melalui award yang diterima perusahaan, diantaranya SNI Award yang diberikan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN). Nihil kecelakaan, P2 HIV/AIDS, P2 Covid dan implementasi 5R/5S dari Kementerian Tenaga Kerja RI. TOP CSR yang diberikan oleh TOP Business, serta yang terbaru penghargaan Industry Marketing Champion dari Mark Plus.

“Langkah merger ini memberikan kami semangat besar untuk bertransformasi dan terus berinovasi guna memberikan layanan yang semakin prima” tutup Faruq. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: