”Lucky Amy” oleh Annissa Noviarny tentang PNS yang Mengejar Cita-Cinta

”Lucky Amy” oleh Annissa Noviarny tentang PNS yang Mengejar Cita-Cinta

--

Sebagai mentor, best author dan writerpreneur Kirana Kejora menyatakan bahwa ketika Annissa berusaha terbuka dengan kehidupannya sendiri sebagai PNS maka di situlah keunggulan novel Lucky Amy.

”Daripada tidak paham dengan gambaran profesi yang lain yang diambil tanpa riset cukup. Tapi cara Annissa memilih kisah nyata dan pengakamannya sendiri justru membantunya membuat novel ini sangat hidup,” kata Kirana yang baru saja meluncurkan travel note filmis berjudul Bumi Saujana.

Nilai keunggulan lain dari novel Lucky Amy –menurut Kirana- adalah dari cara Annissa menggambarkan destinasi pariwisata dan budaya lintas negara dengan gaya kekinian secara detail. 

Misalnya ada suguhan adegan action. Baik yang dilakukan oleh para tokoh utamanya maupun pendukung. Salah satunya adegan di Afrika Selatan. Saat itu Amy harus menghentikan penjambret bersenjata tajam dengan kemampuan silat yang mumpuni. 

Adegan lainnya adalah saat Akio menghadapi gerombolan preman kampung di hari pernikahannya. Deskripsi pertarungan antara Akio dan lawannya disampaikan cukup serius dan berbahaya di awal cerita, kemudian berakhir menjadi adegan komedi yang menghibur.  

Dalam soal penggambaran cerita, Annissa mengaku banyak beajar dari Kirana. ”Beliau yang mengajarkan saya ketekunan dan kegigihan yang dapat saya implementasikan.  Tak hanya dalam proses menulis, promo, dan menjual buku, tapi dalam kehidupan sehari-hari yang itu ternyata bisa menjadi bahan menulis novel,” bebernya. 

Berkat bimbingan Kirana pula Annissa punya kepercayaan diri untuk menerbitkan novel. Sebelum rilis cetak, video novel Lucky Amy sebenarnya telah meluncur lebih dulu pada beberapa platform media sosial. Disebarkan melalui book teaser dan testimoni sejak bulan Maret 2022.

Dia cukup rutin mengunggah video pendek di media sosial paling tidak sepekan sekali untuk menyapa siapa saja yang penasaran dengan novel ini dan ingin tahu lebih banyak sebelum membeli.

”Platforms tersebut sudah mengunggah 19 video pendek dan tayang sebanyak lebih dari 5.800 kali. Tetapi tidak dilanjutkan jadi buku dengan banyak pertimbangan. Lalu saya ikut kelas privat Bu Kirana selama dua bulan untuk perbaikan. Eh bulan ketiga sudah bisa dicetak. Amazing kan,” terangnya.

Sebagai writerpreneur yang lahir dari Elang Tempur yakni komunitas writerpreneur alumni Workshop Writerpreneur Kemenparekraf, Annissa kini yakin bisa terus lebih maju dengan buku. Terlebih sejak novelnya terbit. ”Saya makin bangga menjadi penulis sekarang,” katanya.
Novel yang sudah masuk cetakan kedua sejak 2 Juli 2022, Annissa Noviarny memotret sisi positif dari seorang PNS. Terutama tentang usahanya meraih cita-cita sekaligus cintanya.--

Meskipun demikian, kadang Annissa tetap masih takjub ketika bukunya mendapat respons dari pembaca. ”Banyak yang mengubah perspektif saya. Contoh kecil saja, yang semula menulis dan mempromosikan novel itu tidak mudah, ternyata bisa saya tunaikan. Apalagi bersama pengampu saya di Elang Tempur, Bu Kirana,” akunya.

Memang mengingat selain harus membagi waktu bekerja, sebagai ibu rumah tangga dengan tiga anak yang masih kecil-kecil, Lucky Amy seperti tidak terpikir dalam benar Annissa akan terbit sebagai novel. ”Belum lagi harus memenuhi tanggung jawab tugas belajar di Tsinghua University, Beijing, meskipun sedang berlangsung daring. Kebayang kan riwehnya,” katanya.

Namun Annissa mengaku senang karyanya akhirnya bisa dinikmati oleh para pembaca. ”Dengan buku, saya makin tahu bahwa kita bisa maju asal mau terus belajar dan tak berhenti. Utamakan akhlak yang baik pada siapa pun, tetap rendah hati, meski karya kita nantinya sudah besar,” kata pemilik akun YouTube annissa menulis, Instagram @annissa.menulis, serta TikTok @annissamenulis itu,” tegasnya. 

Sementara dari Amy sendiri, ada salah satu pesan dari tagline novel. Simak berikut ini; ”Keberuntungan manusia bukan merupakan suatu takdir yang tidak dapat diubah. Ia juga tidak diperoleh begitu saja sebagai pemberian. Namun manusia bisa menggapainya dengan doa, upaya, dan perjuangan maksimal.” 

Kalimat itu bukan basa-basi buat Amy, eh Annissa. (Heti Palestina Yunani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: