Pemkot Surabaya Buka Lagi Beasiswa Pemuda Tangguh

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Pemkot Surabaya kembali membuka program beasiswa pemuda tangguh. Kali ini khusus untuk para mahasiswa S1 di perguruan tinggi. Namun, hanya disediakan kuota sekitar 404 orang.

"Jadi ini gelombang terakhir untuk mahasiswa. Saya harap bagi yang belum mendaftar, segera input berkas," ujar Kepala Disporapar Wiwiek Widayati saat dihubungi, Jumat, 4 November 2022.

Hingga kini, sudah tercatat sebanyak 1.194 mahasiswa yang telah menerima beasiswa. Mereka mendapatkan bantuan biaya perkuliahan. Besaran sesuai biaya UKT masing-masing dibayar tiap semester.

Selain itu, juga mendapatkan uang saku mahasiswa sebesar Rp 500 ribu tiap bulan selama 10 bulan masa kuliah efektif. Serta Rp 750 ribu setiap semester untuk biaya penunjang.

"Yang masih proses verifikasi sekarang sekitar 400 orang," ujar Wiwiek. Artinya, sudah ada 1.600 mahasiswa yang menerima beasiswa. Sisanya, pendaftaran 400 kuota bakal dibuka hingga 15 November nanti.

BACA JUGA:Rektor Minta Pendampingan Dikti

Mahasiswa bisa mendaftar melalui laman resmi BeSMART. Mereka tinggal menginput sejumlah berkas. Di antaranya, KTP, kartu hasil studi (KHS) dengan nilai IPK terakhir minimal 3.00, surat keterangan belum menikah, dan surat kesehatan dari dokter di fasyankes pemerintah.

"Maksimal untuk mahasiswa semester enam," jelasnyi. Sedangkan mahasiswa baru wajib melampirkan rapor kelas XII semester akhir, sertifikat penghargaan prestasi non-akademik, dan surat pernyataan belum menerima beasiswa lain.

Beasiswa ini dikhususkan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi negeri. Terutama yang bermitra dengan pemkot. Di antaranya, ITS Surabaya, PENS, UINSA, Poltekes Surabaya, Unair, Unesa, UPN, dan Universitas Trunojoyo.

Sementara itu, serapan beasiswa serupa untuk pelajar SMA/SMK/MA masih minim. Dari sekitar 13 ribu kuota yang disediakan, hanya 2.000 siswa yang telah menerima bantuan. Dan 1.200 siswa dalam proses verifikasi.

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti menganggap minimnya peminat beasiswa disebabkan karena sosialisasi yang belum menjangkau masyarakat luas. Itu sudah disampaikan kepada Disbudporapar sebelumnya.

"Kemarin sudah rapat juga dengan badan anggaran. Pimpinan dewan minta Disbudporapar untuk 'jemput bola',” kata politikus PKS itu. Yakni untuk mendatangi langsung setiap sekolah. Sehingga bisa mendata siswa SMA/SMK/MA.

Program beasiswa itu sifatnya juga sangat mendesak. Bahkan kuota tahun depan sudah ditambah hingga menjadi 25 ribu siswa penerima. Apabila program sukses tahun ini, maka bisa kembali diadakan di tahun depan. (*)

 

Sumber: