Daun Kering Menjadi Cantik

AWALNYA adalah pelatihan Pahlawan Ekonomi 2010 yang diadakan Pemkot Surabaya. Di situlah Sutarmi Siti Rofiah makin jatuh cinta pada pelatihan ini: kerajinan daun kering.

Dia sejatinya sudah mulai menggeluti kerajinan itu sejak 2008. Tetapi, pelatihan oleh Dinas Pertanian Pemkot Surabaya kala itu membuat perempuan 66 tahun itu makin piawai. Dia menjadi terampil mengolah daun hijau menjadi daun kering yang dikumpulkannya di sekitar Terminal Bratang dan Taman Flora Bratang (Kebun Bibit).

PENUH KETELATENAN Pengolesan lem pada daun kering yang siap ditempelkan di berbagai benda seni.-Nadine Churnia Putri-

Tangan Rofiah kini cekatan merebus daun. Juga merendamnya dengan pemutih sampai mendapatkan warga yang diinginkan. Setelah itu, daun dibilas dan ditiriskan pada kertas. Tak boleh dijemur di bawah sinar matahari langsung.

Setelah kering, daun disetrika satu per satu. Dan sudah siap digunakan.

Kerajinan daun kering itu dibanderol mulai Rp 10 ribu. Selain itu, Rofiah juga menjual daun keringnya saja. Kini, harapannya masih membayang: Griya Daun Azizah yang dikelolanya akan segera punya galeri kerajinan daun kering.

Sebab, ia memang cukup produktif. Dalam sehari, Rofiah bisa menghasilkan empat tempat tisu dan dua2 kipas tangan. Kadang tiga pigura sedang dan dua tempat pensil. Itu digarapnya sendiri. Sebab, enam pegawainya pulang kampung saat Surabaya dibekap pandemi Covid-19.

HASIL OLAHAN Sejumlah daun yang telah direbus dan dikeringkan. Daun itu juga diberi pemutih untuk memunculkan warna baru.-Nadine Churnia Putri-

BENDA SENI Aneka kerajinan yang dihasilkan oleh Sutarmi Siti Rofiah di Griya Daun Azizah.-Nadine Churnia Putri-

BERUSAHA LURUS Sutarmi Siti Rofiah mengukur kertas karton yang akan diwujudkan menjadi berbagai karya seni.-Nadine Churnia Putri-

SATU PER SATU Dengan teliti, Sutarmi Siti Rofiah merekatkan daun- daun yang akan menjadi nuansa baru pada karya seninya.-Nadine Churnia Putri-

Sumber: