Banting Bintang Mapan ala Luis Enrique
SEJAK memegang timnas Spanyol, pelatih Luis Enrique melakukan reformasi. Sejumlah bintang mapan berjatuhan. Nama-nama belia jadi andalan. Mereka akan menjadi bintang masa depan.--
Pencetak gol melawan Jerman termasuk Ferran Torres dan Mikel Oyarzabal, dua penyerang yang menjadi pemain penting di bawah Enrique. Serangan dibentuk kembali di sekitar keduanya, selain Alvaro Morata yang juga ikut ke Qatar.
Morata sendiri menunjukkan kesetiaan yang ditunjukkan Enrique terhadap banyak bintangnya. Bukan favorit banyak suporter karena dianggap tak produktif di depan gawang, Enrique tetap bertahan dengannya. Gol penyeimbangnya melawan Italia di semifinal Euro musim panas lalu adalah penyelesaian yang dilakukan dengan baik dari seorang pemain yang jelas-jelas menghargai dukungan yang ia terima.
”Kami meminta lagi agar Anda tetap dekat dengan tim. Saya berharap agar mereka akan membuat sejarah lagi karena rasa lapar dan ambisi para pemain ini tidak mengenal batas,” ujar Enrique dalam parade treble Barcelona pada 2015. Perhatikan penggunaan ”mereka akan”.
Kesetiaan itu terbayarkan kepada Enrique setelah tragedi kematian Xana. Cara para pemainnya bersatu untuk memastikan penampilan yang kuat di Liga Bangsa-Bangsa, Kejuaraan Eropa, dan terakhir kualifikasi Piala Dunia menunjukkan rasa tanggung jawab pemain kepada pelatihnya.
Namun, sepak bola internasional adalah bisnis yang kejam. Kemenangan tidak muncul begitu saja secara ajaib. Enrique bekerja keras untuk memastikan bahwa Spanyol dapat melepaskan diri dari bayang-bayang kesuksesan generasi 2008–2012. Sesuatu yang gagal mereka lakukan pada 2014 dan 2018. Pelatih Vincente del Bosque dan Julen Lopetegui ”dipaksa” memilih pemain dari era itu yang sudah melewati masa terbaiknya.
Pemain seperti Pedri, Dani Olmo, Ferran Torres, dan Pau Torres menunjukkan peran penting di Euro 2020. Semuanya ikut ke Qatar. Semuanya diharapkan jadi pemain kunci.
Mungkin yang paling menggambarkan perubahan yang dilakukan Enrique, dengan dukungan FA Spanyol, adalah banyaknya perubahan wajah dalam skuad musim panas lalu bila dibandingkan dengan 23 pemain yang pergi ke Rusia tiga tahun sebelumnya. Enam berhasil, dengan tidak ada pemain Real Madrid masuk skuad musim panas lalu. Itu kali pertama dalam sejarah bola Spanyol.
SEKALIPUN membersihkan sejumlah nama besar, Spanyol masih tetap menjaga sosok lain sebagai stabilisator tim. Pemain senior Sergio Busquets berperan di situ.--
Enrique memiliki keyakinan. Itu terbukti dari cara dirinya membawa diri, baik di pinggir lapangan maupun di lingkungan pers. Keyakinannya pada pemain muda musim panas lalu dan sejak ia kembali ke jabatannya kini membuahkan hasil.
Mereka merasakan beberapa kemiripan kesuksesan di Euro. Mereka mencapai semifinal dan berada dalam penalti untuk maju ke final untuk menghadapi Inggris. Pertandingan mereka melawan Italia di Wembley malam itu mungkin merupakan pertandingan turnamen. Performa Pedri adalah sesuatu yang jauh melampaui usianya. Pengalaman yang diberikan kepada para pemain di turnamen itu akan menjadi pertanda baik bagi Enrique dan rekan-rekannya di Timur Tengah kali ini.
Keyakinan seperti itu berarti Enrique sekarang memiliki kombinasi ajaib yang diperjuangkan oleh semua pelatih internasional. Apa itu? Stabilitas adalah hal pertama. Soliditas hal kedua. Kualitas pemain akan berada di tataran itu.
Tidak mengherankan sebagian besar pemenang turnamen internasional telah bersama selama beberapa waktu. Pemain merasakan kesuksesan hanya setelah mengalami penderitaan di tahap akhir turnamen serupa.
Skuad mereka untuk musim dingin ini berbunyi: Unai Simon, Robert Sanchez, David Raya; Dani Carvajal, Cesar Azpilicueta, Eric Garcia, Hugo Guillamon, Pau Torres, Aymeric Laporte, Jordi Alba, Jose Gaya; Sergio Busquets, Rodri, Gavi, Carlos Soler, Marcos Llorente, Pedri, Koke; Ferran Torres, Pablo Sarabia, Yeremy Pino, Alvaro Morata, Marco Asensio, Nico Williams, Ansu Fati, Dani Olmo.
Musim panas lalu tertulis: David de Gea, Unai Simon, Robert Sanchez; Aymeric Laporte, Jordi Alba, Pau Torres, Diego Llorente, Eric Garcia, Cesar Azpilicueta; Sergio Busquets Koke, Marcos Llorente, Thiago, Rodri, Fabian, Marcos Llorente, Alvaro Morata, Mikel Oyarzabal, Gerard Moreno, Dani Olmo, Pedri, Ferran Torres, Adama Traore, Pablo Sarabia.
Kecuali beberapa nama, itu sangat mirip. Busquets adalah satu-satunya sosok yang masih hidup dari tahun 2010-an.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: