Profil Kiper Maroko, Andalan Penalti di Sevilla yang Singkirkan Spanyol

Profil Kiper Maroko, Andalan Penalti di Sevilla yang Singkirkan Spanyol

Melambai dengan percaya diri. senyuman Bono membuatnya yakin kala menentukan arah penalti melawan Spanyol. Sumber : Twitter.com--https://twitter.com/FIFAWorldCup/status/1600188088784822272?s=20&t=cQHQwlzw5L23sgZJlOk8-g

DOHA, HARIAN DISWAY – Kiper Timnas Maroko Yassine Bounou tampil sempurna saat negaranya menyingkirkan Spanyol dalam Babak 16 Besar Piala Dunia 2022 di Qatar. 

Kiper Sevilla itu tak membiarkan satu gol bersarang ke gawangnya selama 120 menit pertandingan. Bahkan ia tak kebobolan sama sekali saat adu penalti. Di Sevilla, ia memang dikenal mahir menghalau penalti.

Yassine Bounou membuat publik Maroko berpesta semalaman penuh. Bahkan banyak sebutan bermunculan untuk dirinya, dimulai dari pahlawan nasional Maroko hingga menteri pertahanan Maroko.

Euforia untuk dirinya jelas bukan tanpa alasan. Pasalnya, kontribusi Bounou membuat Maroko berada di perempat final Piala Dunia 2022. Mengalahkan tim unggulan bertabur bintang, Spanyol. Memecahkan rekor menembus perempat final pertama kalinya dan menjadi satu-satunya wakil Afrika yang tersisa di ajang tertinggi sepakbola tahun ini.

Kemenangan Maroko mungkin sudah diperlihatkan dari wajah Bounou. Ia tidak terlihat gugup saat adu penalti digelar. Raut mukanya begitu tenang. Seperti ia sudah merencanakan sesuatu sebelumnya. Dan seperti yang kita tahu, dua dari tiga tendangan pemain El Matador- sebutan untuk timnas Spanyol, berhasil ia gagalkan. Satu tendangan membentur tiang.

Saat giliran tendangan pertama Spanyol, sadukan Pablo Sarabia yang mengarah ke kanan gawang sebetulnya sudah berhasil ia tebak. Namun tangannya tidak dapat menjangkau si kulit bundar. Beruntung, tembakan datar winger Paris Saint-Germain (PSG) itu membentur mistar gawang. Dewi fortuna berpihak padanya.

Lalu muncul penendang kedua. Carlos Soler. Bukannya makin grogi karena tendangan pertama tidak dapat dijangkaunya, ia malah terlihat makin percaya diri. Gelandang PSG itu juga memilih spot yang sama seperti Sarabia. Sisi kanan gawang. Kali ini tendangannya lebih ke tengah. Rendah dan datar. Bounou lagi lagi memprediksinya. Ia menepis tendangan gelandang Spanyol itu.

Ketika asa Maroko memudar karena tendangan ketiganya, Badr Benoun berhasil dihalau oleh Unai Simon. Bounou kembali meyakinkan rekan setimnya melalui penyelamatan keduanya.

Berhadapan dengan Sergio Busquets yang memiliki mental baja di momen krusial, Bounou tidak terlalu memusingkannya. Keyakinannya itu berbuah hasil. Bola yang mengarah di sisi kiri gawang berhasil ia halau.

Ketiga tendangan datar Spanyol seolah terlihat gampang di mata kiper nomor satu Maroko itu. Ia membuat jalan Archaf Hakimi semakin mudah untuk melesatkan panenka ke tengah gawang yang dijaga Simon. Maroko lolos ke babak selanjutnya.


Caption : Rayakan kemenangan. Bono, kiper andalan Maroko diangkat ke udara sebagai bentuk sukacita atas kontrbusinya menghalau dua penalti Spanyol. Sumber : Twitter.com--https://twitter.com/FIFAWorldCup/status/1600192944534790144?s=20&t=cQHQwlzw5L23sgZJlOk8-g

Dari pertandingan tersebut, muncul berbagai spekulasi bagaimana kiper Maroko itu memiliki mental untuk menghadapi berbagai tekanan di adu penalti, mengamankan gawangnya dari eksekutor salah satu tim unggulan Eropa, dan di level tertinggi piala dunia?

Lawan-Lawan yang Tidak Asing

Spanyol sudah tidak asing bagi Bounou. Sejak usia muda, ia berada di benua Andalusia itu. Tepatnya ketika berada di akademi Altetico Madrid B, setelah sebelumnya berada Wdyad Casablanca, tempatnya menimba ilmu masa mudanya di Maroko.

Setelah dua musim berada di tim akademi B, Altetico Madrid akhirnya kepincut untuk menerimanya. Namun, selama dua musim itu pula ia tidak mendapatkan ksempatan bermain di tim utama. Ia pun memilih jalur pinjaman di Real Zaragoza pada tahun 2014. Selama dua tahun disana, ia berhasil membuat timnya meraih promosi di La Liga.

Girona yang mencium bakatnya pun memboyongnya pada 2016. Selama tiga musim itu ia telah melakukan 83 penampilan. Pada 2019 ia dipinjamkan di Sevilla dan selalu menjadi pilihan utama.

Di Spanyol lah ia sering disebut Bono, Hingga membuat nama itu tertempel terus di punggung belakangnya kala bertanding. Selama di negeri Matador itu pula, ia berhadapan dengan berbagai lawan dari berseragam Zaragoza hingga Sevilla.

Tentu saja ia pernah bertemu dengan hampir semua pemain Spanyol yang berada di La Liga, termasuk ketiga eksekutor tim Matador itu. Walaupun Sarabia dan Soler berada di PSG, namun keduanya pernah menjajal atmosfer La Liga cukup lama.

Untuk Sarabia, ia pernah berseragam Sevilla pada musim 2016-2019. Sedangkan Soler enam musim merumput bersama Valencia hingga diboyong PSG di musim ini. kalau Busquets? Tentu saja ia selalu berhadapan dengan Bono kala Sevilla melawan Barcelona di setiap musim.

Kebiasaanya di lingkungan Spanyol itu tentu membuatnya nyaman dengan berbagai tekanan dari tim unggulan Eropa itu. Ia sudah mengenal karakter lawan-lawannya jauh sebelum berada di Qatar. Ibaratnya, Bono sudah mengetahui kelemahan musuh-musuhnya. Termasuk gaya dan kebiasaan cara menendang penalti.

Statistik penyelamatannya pun tidak main-main, selama berkarir di Spanyol, ia total telah melakukan 26 penyelamatan di kotak 16. Ia juga melakukan 13 kali penyelamatan dari total 50 penalti yang ia terima, dilansir dari laman Whoscored.

Gerakan Tricky-nya

Pergerakan Bono saat di kotak penalti melawan Spanyol terlihat unik. Ia menggerakkan bahunya ke kiri-kanan-kiri-kanan untuk membuat lawannya bingung sekaligus ragu untuk memilih arah tendangan. Apalagi, tidak semua eksekutor penalti sudah menentukan tendangannya.

Biasanya ada dua tipikal penendang penalti. Yang pertama sudah menetapkan arah tendangannya sebelum giliran. Dan yang kedua ada yang baru memutuskan ketika akan menendang bola.

Inilah yang menjadi kartu as Bono pada pertandingan kemarin. Walaupun terlihat beresiko, gerakannya dapat membuat si penendang semakin bingung. Gestur tersebut memungkinkan juga dipahami lawan untuk mengejeknya. Sebab, tidak semua kiper dapat dengan berani melakukan itu dengan percaya diri.


Bono berhasil menghalau penalti ketiga milik Sergio Busquets. Sumber : Twitter.com--https://twitter.com/FIFAWorldCup/status/1600188088784822272?s=20&t=cQHQwlzw5L23sgZJlOk8-g

Inilah yang membuat Bono spesial. Statistik penyelamatan penalti dan non penaltinya membuatnya menjadi kiper yang punya reputasi baik sebagai penalty stopper. Di umurnya yang bisa dibilang usia emas bagi seorang penjaga gawang, Bono semakin matang untuk menjadi salah satu shot-stopper terbaik di eropa, bahkan di dunia.

Mungkin juga, jauh sebelum itu, Bono sudah mempersiapkan berbagai prediksi arah tendangan Spanyol melalui buku catatan yang ditempel di botol minum seperti yang pernah dilakukan Kiper Norwich, Tim Krul kala melawan Tottenham Hotspur di ajang FA Cup 2020 silam. (Affan Fauzan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: