Selingkuh, lalu Bunuh di Depok
-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Esther Perel dalam bukunyi, The State of Affairs: Rethinking Infidelity (Harper, 2017), menggambarkan dengan jelas pelaku selingkuh.
Pasutri yang kondisi pernikahan berantakan, lalu di antara mereka, atau keduanya, selingkuh, sudah biasa. Tapi, banyak juga pasutri yang pernikahan mereka baik-baik saja, selingkuh juga.
Perel, 64, psikoterapis yang buka praktik di Negara Bagian Columbia, Amerika Serikat (AS). Dia bepengalaman menangani pasien selingkuh atau yang minta nasihat pernikahan. Perel mengungkap problem salah satu pasien (pasutri) yang dirahasiakan identitasnya.
Pasutri Colin dan Prita. Usia mereka setengah baya. Kondisi ekonomi kelas menengah AS. Mereka punya seorang putri yang tumbuh remaja. Kehidupan pernikahan mereka baik. Harmonis.
Tapi, Prita berselingkuh dengan pria sopir truk bertato. Asmara selingkuh mereka membara. Colin tidak tahu dikhianati istri.
Sampai, Prita datang ke tempat praktik Esther Perel. Sebab, Prita bingung, ingin stop selingkuh, tapi kesulitan. Dia takut ketahuan suami.
Perel menggambarkan ucapan Prita saat datang ke Perel.
”Colin dan saya punya hubungan yang luar biasa. Anak cantik, hebat, tidak ada tekanan finansial. Karier kami baik, teman-teman yang hebat. Colin fenomenal di tempat kerja, sangat tampan, bugar, dan murah hati kepada semua orang, termasuk orang tua saya. Hidupku baik -baik saja.”
Dilanjut Prita kepada Perel: ”Tapi, sekarang saya dalam hubungan (selingkuh) dengan pria sopir truk bertato. Rasanya seperti bertualang semasa remaja dulu. Tapi, sekarang saya sulit berhenti.”
Sekilas profil Prita membuat Perel kaget. Tapi, Perel sudah sering terkaget-kaget dengan pasien seperti itu dalam praktiknya.
Dalam interviu Perel-Prita, Perel menjelaskan lebih dalam suasana hati Prita.
Prita membanggakan manfaat kehidupan perkawinan. Colin adalah segalanya yang selalu dia impikan dalam diri seorang suami. Colin orang konvensional dalam hal perselingkuhan.
Prita memiliki semua yang dibutuhkan istri di rumah. Dia seharusnya tidak punya alasan untuk main-main dengan pria lan. Kini Prita terjebak permainan sendiri, dalam hubungan yang serbasalah.
Sekilas, Prita mengungkap bahwa dia melihat putrinyi yang remaja. Bergaul berpacaran dengan teman pria. Prita mengaku, ada rasa iri, dan mengenang masa remaja Prita yang diasuh ortu secara puritan. Dengan begitu, ketika menemukan selingkuhan, Prita merasa ”hidup”.
Konsultasi Perel-Prita dalam beberapa kali pertemuan. Akhirnya, Perel menyimpulkan, Prita merasa senang bertualang. Meski dia sadar kondisi pernikahan dengan Colin baik-baik saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: