Masyarakat Tionghoa dan Perkembangan Kota di Indonesia
Gapura Chinatown Jakarta, Kawasan Glodok Pancoran.-Intan Afrida Rafni-
Keberadaan mereka di berbagai kota di Indonesia telah menjadi pendorong berkembangan kota tersebut. Hal tersebut tidak bisa dipisahkan dengan aktivitas mereka yang sebagian besar bergerak dalam sektor perdagangan. Mengacu pada pendapat Max Weber, kota adalah tempat pasar (the market place) atau permukiman pasar (the market settlement), dengan demikian, dinamika kota-kota di Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan orang-orang Tionghoa yang menetap di kota itu yang sebagian besar adalah pedagang.
Pusat-pusat perdagangan menjadi stimulus meluasnya sebuah kota. Banyak orang datang ke perkotaan karena tertarik untuk menjadi bagian dari sistem perdagangan yang terbentuk. Mereka ingin ikut kecipratan rezeki dari aktivitas itu.
Banyaknya orang yang datang ke kota menimbulkan kebutuhan akan permukiman. Kota secara perlahan akhirnya melebar ke segala arah. Penduduk kota yang bertambah banyak tentu saja membutuhkan berbagai fasilitas tambahan seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan lain-lain. Kota akan tumbuh makin kompleks yang diawali dari aktivitas perdagangan.
Saat ini aktivitas mereka di berbagai kota di Indonesia sudah sangat beragam. Profesi yang dijalankan juga bermacam-macam, tidak lagi hanya perdagangan. Walaupun sempat terhenti pada era Orde Baru, orang-orang Tionghoa yang tertarik pada dunia politik juga banyak.
Pasca-Orde Baru bahkan di hampir semua kabinet terdapat menteri dengan latar belakang etnis Cina. Saat ini apa yang dulu disebut sebagai pecinan sudah tidak terlalu kentara sebagai tempat hunian dan perdagangan eksklusif.
Hal itu menandakan bahwa penghuninya sudah membaur dengan masyarakat luas. Pecinan saat ini hanya dilihat sebagai heritage yang perlu dilestarikan karena merupakan bagian dari sejarah perkembangan kota serta bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Selamat merayakan Tahun Baru Imlek. (*)
*) Purnawan Basundoro, Guru Besar Sejarah Perkotaan dan Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: