Membaca Berkah Seabad NU

Membaca Berkah Seabad NU

Ilustrasi Gus Dur dan Gus Staquf.-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Dalam hal gerakan menawarkan jalan baru bagi terwujudnya peradaban dunia yang lebih damai, Staquf tidak menjadikan NU sebagai tumpangan atau kendaraan. Tapi, sebagai perwujudan tata nilai yang ditawarkan menjadi pilihan untuk dunia baru. Ia tidak hanya besar dari memimpin NU. Tapi, juga membesarkan NU.

Maka, ketika ia mendapat amanah sebagai ketua umum PBNU dalam muktamar NU di Lampung, gerakan yang tadinya personal berubah menjadi gerakan kelembagaan. Ia mendapat legitimasi organisasi untuk memperjuangkan visi personal atas tafsir terhadap visi besar para pendiri NU ke kancah dunia.

Gus Staquf bergerak cepat. Begitu pengurus PBNU yang dipimpinnya dikukuhkan di Balikpapan –yang juga dihadiri presiden– ia langsung tancap gas. Berbagai agenda besar diselenggarakan. Mulai Halaqah Fiqh Peradaban di ratusan pesantren se-Indonesia, Religion-20 Forum (R20), sampai Muktamar Internasional Fiqh Peradaban.

Berbagai kegiatan yang berkelanjutan itu digelar secara maraton dalam tahun pertama kepemimpinannya di PBNU. Rasanya tiada hari tanpa ada kegiatan NU di bawah Gus Staquf. Kali ini kegiatannya bukan hanya tahlilan, yasinan, salawatan, dan istighatsah di desa-desa. Tapi, kegiatan internasional yang melibatkan tokoh dari berbagai penjuru dunia.

Gus Staquf punya modal untuk mewujudkan cita-cita para muasis dan Gus Dur yang mengadernya. Ia bukan tipe orang yang memikirkan diri sendiri. Ia sosok yang digembleng untuk mewakafkan diri sepenuhnya untuk NU dan umat manusia di seluruh dunia. Ia juga punya kepiawaian dalam menjalankan diplomasi NU di kancah global.

Ia menjalani tugasnya itu sejak 2013 dengan sengsara. Ia bercerita pernah harus keliling ke berbagai negara dengan biaya dan uang yang terbatas. Tidur di bandara dan naik pesawat kelas ekonomi berjam-jam lamanya. Dengan penuh dedikasi, ia jalani itu semua jauh hari sebelum menjadi ketua umum PBNU. Seperti ia pernah jalani saat jadi mahasiswa dengan keterbatasan meski ayahnya seorang kiai besar dan anggota DPR RI saat itu.

Karena itu, kepemimpinan Gus Staquf ini merupakan berkah bagi NU. Ia sepertinya merupakan sosok yang sudah ditakdirkan untuk menancapkan tonggak baru peran NU dalam membangun peradaban baru dunia. Peradaban yang menjadikan agama sebagai insipirasi dan basis peradaban manusia. 

Saya kira, Gus Staquf ditakdirkan bukan hanya untuk NU. Ia telah ditakdirkan untuk melakukan perubahan dunia melalui NU. Dengan langkah-langkah globalnya, ia akan melahirkan kebanggaan baru bagi warga nahdliyin. Umat yang dulu dikategorikan sebagai kelompok muslim tradisional. Ia yang membawa NU dari gerakan dusun menjadi gerakan dunia.

Bayangkan, 100 tahun lalu, gerakan NU dipelopori oleh seorang kiai dari Dusun Diwek atau Tebuireng, Jombang. Betul-betul gerakan orang dusun meski dalam akta kelahirannya disebutkan berdiri di Surabaya. 

Gerakan Gus Staquf selama setahun memimpin PBNU terbukti telah membangun gereget baru di kalangan warga. Puncak acara harlah ini salah satu buktinya. ”Ini bukan acara hura-hura. Ini sebagai upaya menampung semangat warga NU yang merasakan gairah baru,” kata Staquf ketika bertemu pimpinan media beberapa waktu lalu. 

Rasanya, di tahun pertama kepemimpinannya, Gus Staquf telah mempu menampilkan magnet baru NU. Sebuah organisasi yang tidak hanya besar dalam jumlah anggotanya di dunia. Tapi, juga memberikan makna keberadaannya kepada dunia. Ia telah membawa wajah baru NU yang makin diterima semua golongan umat manusia.

Ia berhasil menciptakan hallo effect. Yakni, penilaian positif akibat kesan pertama yang ditampilan seseorang atau kelompok. Kesan pertama yang baik biasanya akan membangun sesuatu yang baik berikutnya. Apalagi, terhadap sebuah gerakan yang bermakna bagi umat manusia.

Saya yakin, Staquf telah menyiapkan agenda tahun kedua. Misalnya, agenda-agenda yang memperkuat kehadiran NU sebagai organisasi sosial keagamaan di masyarakat. Memberikan makna kehadirannya tak hanya dalam hal keagamaan. Tapi, juga di bidang pemberdayaan ekonomi dan layanan lainnya. 

Ia pasti bisa melakukannya. Dengan gerbong kepemimpinan yang merekrut banyak kalangan profesional. Mereka-mereka yang tidak hanya punya keahlian berorganisasi, tapi juga kemampuan teknokratis maupun manajerial dalam membumikan visi menjadi sebuah kenyataan.

Rasanya benar apa yang dikatakan Staquf. Jangan lihat rangkaian puncak harlah NU ini sebagai hura-hura. Lihatlah ini sebagai bagian dari menggali berkah dari kelahiran NU yang menyimpan visi besar dan mulia bagi seluruh umat manusia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: