Butuh Kerja Keras Turunkan Harga Pangan
PEDAGANG Pasar Keputran Surabaya sedang menimbang cabai.-Boy Slamet-
SURABAYA, HARIAN DISWAY- MASYARAKAT mengeluh. Harga beberapa komoditas bahan pokok di pasar naik. Misalnya, cabai dan bawang putih. Kondisi tersebut sudah terjadi beberapa hari terakhir. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun sempat melakukan sidak ke pasar untuk memastikan adanya kenaikan harga itu.
”Bawang merah sebelumnya Rp 30 ribu per kilogram, sekarang Rp 40 ribu per kilogram. Cabai rawit Rp 80 ribu per kilogram. Sebelumnya Rp 40-50 ribu per kilogram. Naiknya sudah sebulanan ini. Karena apa gak tahu,” kata Habibah, salah seorang pedagang di Pasar Pucang Anom, Kamis, 16 Februari 2023.
Berdasar website sistem informasi ketersediaan dan perkembangan harga bahan pokok (siskaperbapo) Jatim, kemarin, 17 Februari 2023, harga cabai dan bawang putih kembali naik dari hari sebelumnya. Kenaikannya mencapai 3,37 persen. Itu terjadi pada cabai keriting.
Kondisi tersebut pun menarik perhatian anggota DPRD Jatim Komisi B Daniel Rohi. Menurutnya, kenaikan harga beberapa komoditas tersebut selalu terjadi menjelang kegiatan keagamaan. Saat ini, misalnya, sudah mulai menjelang bulan puasa.
”Hal ini selalu berulang setiap tahun. Artinya, pemerintah, dalam hal ini dinas terkait, tidak bisa memprediksi pola konsumsi yang ada di masyarakat. Sehingga selalu terulang,” ujar Daniel kepada Harian Disway Jumat, 16 Februari 2023.
Di sisi lain, khusus cabai, politikus PDI Perjuangan itu menganggap, ketersediaan lebih kecil ketimbang permintaan. Salah satu penyebabnya adalah kondisi alam. Atau, ada petani yang mengalihfungsikan lahannya. Dari yang awalnya menanam cabai, mereka menanam yang lain.
”Itu yang kita takutkan. Bisa saja itu terjadi. Sebab, ketika tidak ada kepastian harga, mereka langsung mengganti tanaman yang lain. Sampai saat ini, puji Tuhan saya belum dapat informasi alih fungsi lahan itu,” ucapnya.
Karena itu, ia meminta dinas terkait (Dinas Pertanian dan Disperindag Jatim) mencari tahu penyebab kenaikan harga cabai dan bawang putih tersebut. Dengan demikian, kondisi saat ini tidak terus terulang.
Ia meminta Satuan Tugas (Satgas) Pangan lebih intens melakukan pengecekan. Itu dilakukan agar terhindar dari oknum nakal yang dengan sengaja melakukan penimbunan. ”Ini harus kerja ekstra,” terangnya.
Ia khawatir, tingginya harga bahan pokok itu akan berdampak pada kenaikan inflasi Jatim. Padahal, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat ini sedang gencar menggelar operasi pasar. Itu dilakukan untuk mengintervensi harga beras di pasaran.
”Kemarin salah satu penyebab inflasi adalah harga beras yang tinggi. Nah, sekarang harga beras sudah mulai turun. Eh, malah komoditas lain yang naik,” ungkapnyi.
Dia pun meminta agar saat ini stok komoditas pangan di Jatim diprioritaskan untuk masyarakat Jawa Timur. Dengan begitu, penyalurannya bisa merata. ”Jangan dijual ke luar Jatim dulu,” ucapnyi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: