Limbah Tempurung Kelapa Jadi Material Komposit Pengangganti Logam

Limbah Tempurung Kelapa Jadi Material Komposit Pengangganti Logam

M. Mochammad Darisunajiha, calon wisudawan jenjang sarjana teknik mesin (S1), menunjukan limbah tempurung kelapa yang akan di proses menjadi material komposit di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Jawa Timur, Selasa (21/2/2023).-Julian Romadhon/Harian Disway-Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Di era modern ini, inovasi demi inovasi terus dikembangkan. Isu global warming membuat banyak terobosan yang memanfaatkan bahan yang ramah lingkungan. Salah satunya seperti yang dilakukan Mochammad Darisunajiha, mahasiswa Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) Surabaya. 

 

Pada penelitian tugas akhir kuliahnya yang berjudul ‘Dampak Ukuran Partikel dan Fraksi Berat Terhadap Kekuatan Material Komposit Polipropilen Berpenguat Serbuk Tempurung Kelapa’, ia memanfaatkan limbah tempurung kelapa menjadi material komposit sebagai pengganti logam.

 

Calon wisudawan Untag Surabaya periode gasal 2022/2023 ini memulai penelitian sejak September 2022. Dibawah bimbingan Dosen Teknik Mesin – Dr. I. Made Kastiawan, S.T., M.T.

 

Selain tempurung kelapa, Daris juga memanfaatkan polipropilen yang didapat dari limbah plastik kemasan botol air mineral dan sampah plastik bening. Saat ini, dua bahan tersebut juga menjadi permasalahan limbah.

 


M. Mochammad Darisunajiha, mendemonstrasikan proses material komposit di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Jawa Timur, Selasa (21/2/2023).-Julian Romadhon/Harian Disway-Harian Disway

 

Daris melihat bahwa pemanfaatan tempurung kelapa masih sangat minim. Sehingga dirinya mencoba menggali lagi. Sampai akhirnya berhasil menemukan material komposit. Dari hasil pengembangan penelitiannya.

 

“Berangkat dari permasalahan limbah tempurung kelapa yang hanya dimanfaatkan sebagai pengganti kayu bakar, bahan obat nyamuk, dan berbagai aksesoris kerajinan, untuk itu saya menggali literatur pemanfaatan tempurung kelapa sebagai material komposit alternatif pengganti logam. Terlebih pada tahun 2021, jumlah produktivitas pohon kelapa mencapai 2.777.530 ton,” bebernya, Selasa, 21 Februari 2023.

 

Material alternatif masa depan temuan Daris memiliki kualitas dan kekuatan seperti logam. Mahasiswa asal Tulungagung ini juga menjelaskan secara rinci penelitiannya.

 

“Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa dari pengolahan limbah tempurung kelapa yang dicampur dengan limbah plastik akan menghasilkan ukuran partikel 200-250 mesh fraksi berat 11,5% dengan nilai rata-rata tegangan tarik tertinggi sebesar 19,80 Mpa serta memiliki nilai rata-rata energi yang diserap 0,97 Joule atau setara dengan kekuatan timah,” rincinya.

 

Ada banyak kelebihan dari penelitian Daris. Misalnya, tidak membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang besar, sehingga lebih efisien, ekonomis, dan ramah lingkungan.

 

“Proses pengolahannya cukup mudah dengan memanfaatkan mesin ayak berbasis gelombang air buatan, tempurung kelapa yang sudah menjadi serbuk diayak sesuai ukuran partikel yang telah ditentukan, kemudian serbuk tempurung kelapa akan direndam lagi di air hangat pada suhu 80 derajat celcius, lalu dioven selama 45 menit dengan suhu 110 derajat celcius dan dimasukkan ke dalam wadah. Selain itu bahan baku tempurung kelapa ini bisa dibeli dengan harga yang ekonomis sekitar Rp 20ribu untuk satu karung,” sebut anak pertama dari dua bersaudara ini.

Kedepannya, material komposit temuan Alumni SMKN 3 Boyolangu, Tulungagung itu bisa dimanfaatkan sektor otomotif hingga rumah tangga. “Material komposit hasil eksperimen saya ini nantinya bisa dikembangkan lebih jauh sebagai bahan pelapis baja yang digunakan untuk sepeda, kendaraan, atau peralatan rumah tangga, mengingat material ini ringan dan tahan korosi,” bebernya.

Daris berharap tugas akhirnya dapat mengoptimalkan limbah tempurung kelapa yang melimpah. Dan meningkatkan ketersediaan material yang renewable dan ramah lingkungan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: