Jimin dan Eksplorasi Pop dalam Album Face
JIMIN merasa kesepian di tengah mimpi berdansa di kelab malam dalam klip video Like Crazy. Secara keseluruhan, album Face cukup memuaskan fans. -Big Hit Music-
PARK JI-MIN, alias Jimin, menjadi member BTS pertama yang merilis karya solo tahun ini. Yakni lewat album Face, yang diluncurkan Jumat, 24 Maret 2023. Hanya berisi lima lagu, termasuk title track berjudul Like Crazy, dan satu interlude.
Mudah diduga, Face langsung mendominasi berbagai chart dan memecahkan aneka rekor. Like Crazy, yang dirilis bersamaan dengan album, memuncaki tangga lagu iTunes di 111 negara. Termasuk AS, Inggris, Kanada, Jerman, Jepang, Brazil, dan Prancis. Sedangkan Face menjadi album yang paling banyak di-stream di iTunes di 63 negara.
Sehari sebelumnya, Jimin menjadi penyanyi solo pertama yang menjual lebih dari 1 juta kopi album di Hanteo. Sedangkan single pertama dari album itu, Set Me Free Pt. 2, menembus posisi 30 besar UK Official Singles Chart.
Face memang lovable. Penggemar musik, yang bukan ARMY sekalipun, akan mudah jatuh cinta pada enam komposisi dalam extended play (EP) berdurasi kurang 20 menit tersebut. Seluruh lagunya disusun dengan cermat. Memainkan mood yang berbeda-beda. Tidak berurutan, tapi koheren.
Face total berisi lima lagu dan dua interlude. Like Crazy, yang didapuk sebagai title track, dibuat dalam dua versi. Yakni versi bahasa Korea dan bahasa Inggris. Namun, versi Inggris bukanlah sekadar terjemahan dari versi bahasa Korea. Ada sedikit perbedaan lirik yang membuat seluruh nuansa lagu jadi berbeda.
Gelap dan Mentah
COVER ALBUM Face yang bernuansa silver.-Big Hit Music-
Lagu pertama, Face Off, seperti menentukan tone dari keseluruhan album. Meski dibuka dengan playful dengan iringan akordion, kita sudah tahu bahwa Face akan bernuansa lebih muram daripada lagu-lagu BTS. Instrumentalianya lebih mentah. Dan suara Jimin yang melengking itu akan banyak dimainkan dalam nada-nada rendah.
Tiga setengah menit kemudian, kita akan dikejutkan oleh bunyi ketukan keras pada pintu. Seolah menjawab ketukan itu, sepotong instrumental berkilau jernih melayang, menenangkan telinga. Dilanjutkan dengan suara orang terengah-engah. Kepada Rolling Stone, Jimin mengaku merekam sendiri suara nafasnya saat berlari.
Menyusul kemudian sapaan Jimin dalam opening konser BTS Yet to Come in Busan, pada Oktober 2022 lalu. Yang disambut meriah oleh fans. Bunyi-bunyian lain, seperti air yang dituangkan ke dalam gelas, suara percakapan yang terdengar dari jauh, menggambarkan rutinitas sehari-hari yang membosankan.
Kemuraman itu langsung dipotong oleh string keras yang menimbulkan kesan tak nyaman. Membawa ketegangan yang tersembunyi di balik kolase bebunyian nan megah. Itulah Dive, interlude yang terdengar lembut namun berefek dahsyat.
Bagi sebagian orang, track tersebut hanya dimaknai sebagai interlude. Namun, justru di situlah sumber dari segala energi yang saling bertaut dalam Face. Proses rekaman dimulai pada awal 2022. Ketika Jimin memikirkan kembali pengalamannya selama pandemi. Hingga ia menjumpai realitas tentang dirinya. Siapa ia, eksistensinya di dunia, dan apa yang bisa dilakukannya tanpa BTS.
Daripada memasang topeng sok happy, ia memilih mengonfrontasi perasaannya. Seperti judulnya—Dive—ia seolah terjun langsung menghadapi segala realitas yang tak semuanya indah. Ia menangkap segala kompleksitas emosi yang muncul sebagai konsekuensinya. Dan mengubahnya menjadi komposisi musik yang cantik.
Highlight
Like Crazy jelas menjadi bintang utama album Face. Dalam surat bertulisan tangan yang dibagikan ke fans pada 22 Maret 2023, Jimin bercerita tentang lagu tersebut. Menurutnya, lagu itu terinspirasi dari film favoritnya yang berjudul—coba tebak—Like Crazy. Film yang dirilis pada 2011, dibintangi Felicity Jones serta mendiang Anton Yelchin.
MELAWAN ARUS, Jimin berlari ke suatu tempat yang ditinggalkan orang dalam klip video Like Crazy. Menyimbolkan perjuangannya mempertahankan sesuatu yang sudah menjelang hancur. -Big Hit Music-
Film itu mengisahkan seorang perempuan Inggris yang berkunjung ke AS. Dia jatuh cinta dengan pria setempat. Hubungan mereka diuji ketika sang perempuan dideportasi. Jimin memasukkan dialog yang menggambarkan situasi film ke dalam intro Like Crazy.
’’I thing we could last forever,’’ bisik seorang perempuan dengan nada optimistis. Sang pria menjawab, juga dalam bisikan lirih, ’’Aku khawatir segalanya akan menghilang.’’
Dari liriknya, Like Crazy yang bergenre synth pop secara eksplisit menceritakan tentang hati yang patah. Dan upaya untuk berpegang pada sesuatu yang telah hancur. ’’As the loud music plays, I’m fading away,’’ Jimin merintih. ’’A cliché story like a drama / I’m getting used to it / Did I come too far to find the me you used to know?’’
Namun, di balik kemuraman yang tergambar dari klip video, ada nuansa escapism yang menjanjikan secercah harapan. ’’I’d rather be lost in the lights / Lost in the lights. I’m outta my mind / Please hold onto the end of this night.’’ Ya, Jimin lebih suka tinggal di dalam mimpi lebih lama. Agar tak perlu menghadapi kenyataan saat pagi menjelang.
Versi Korea Like Crazy lebih berfokus pada perjuangan menjaga sebuah hubungan agar tetap hidup. Nah, versi Inggrisnya sedikit berbeda. Lagu itu menyoroti beban Jimin sebagai superstar K-pop. ’’I can hear the voices listening / Don’t know who they are,’’ keluhnya dalam bahasa Inggris. ’’Trying to take the pressure off / Been reaching for the stars / Tell me will I find myself again /When I go too far?’’
SET ME FREE PT. 2 yang sangat kental oleh nuansa hiphop menjadi tribute buat akar musik BTS. -Big Hit Music-
Set Me Free Pt. 2—sepertinya—menjadi tribute Jimin buat akar musik BTS: K-pop. Abrasif, dengan nuansa hiphop yang sangat kental, dan dance routine yang langsung jadi tren. Beat-nya yang tegas diimbangi dengan rap Jimin yang dibalut oleh auto-tune berlapis. Agak tidak nyaman. Tapi toh asyik buat joget. Seperti lagu-lagu BTS era sebelum Dynamite.
Di sisi lain, Alone tidak boleh dilupakan. Inilah satu-satunya trek di Face yang bernuansa ballad. Petikan gitarnya yang melankolis dan suram, serta vokal lembut Jimin, membuat pendengar turut merasakan kesepian dan kepedihan yang dibawa lagu itu. Bahkan tanpa membaca terjemahan liriknya pun, kita tahu lagu itu sedih banget.
Face bukannya tanpa cela. Namun, jika misi Jimin adalah menunjukkan identitas dirinya, yang berbeda dengan persona yang selama ini ditampilkan di BTS, album ini sukses besar. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: rolling stone