Komunitas Nol Sampah Surabaya Bagi-Bagi Takjil Gratis Diet Tas Kresek

Komunitas Nol Sampah Surabaya Bagi-Bagi Takjil Gratis Diet Tas Kresek

Komunitas Nol Sampah Surabaya membagikan takjil dan kampanye diet tas kresek-Haikal Ismail-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- Berbagi kebaikan sesama manusia sudah bukan hal baru terjadi saat Ramadan. Tapi berbuat baik untuk alam, baru luar biasa. Komunitas Nol Sampah membagikan takjil gratis non sampah untuk warga Surabaya, sebagai terobosan baru mengurangi limbah plastik dari kegiatan sehari-hari.

 

Langit masih kelabu, namun rintik hujan telah berhenti. Jalanan masih basah, namun tak menyurutkan orang-orang kembali beraktivitas. Seperti Komunitas Nol Sampah yang mulai bergegas menyiapkan keperluan pembagian takjil.

 

Hari Kamis sore, 30 Maret 2023 kemarin, depan area Taman Bungkul sudah dipadati banyak orang. Bukan hanya dari kalangan penjual kaki lima atau memang pengunjung taman, tapi beberapa pengendara sengaja berhenti untuk ikut berbaris mendapatkan takjil.

 


Komunitas Nol Sampah Surabaya membagikan takjil gratis diet tas kresek. -Haikal Ismail-

 

Berkolaborasi dengan DLH (Dinas Lingkungan Hidup), gagasan takjil non sampah dapat berjalan dengan tertib dan lancar. Terobosan baru sebagai contoh publik untuk mengurangi plastik itu sejalan dengan imbauan Pemkot Surabaya terkait aktivitas jual beli maupun bagi-bagi takjil saat Ramadan tidak diperbolehkan menggunakan plastik.

 

Sehubungan dengan mendukung Perwali 16/2022 tentang pengurangan kantong plastik, Nol Sampah yang telah didukung oleh Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) dan Plastic Solution Fund (PSF) percaya diri dengan kesuksesan acara yang diadakannya.

 

"Alhamdulillah, ini lancar, tertib juga. Senang lihatnya. Setelah kami bagi, kami juga kasih pesan untuk mulai mengurangi menggunakan plastik. Wadahnya bisa dipake lagi," Tutur Hanie Ismail, selaku Co-Founder Komunitas Nol Sampah.

 

Hanie menjelaskan bahwa komitmen mengurangi penggunaan plastik harus tercermin dalam diri dan anggota komunitas sebagai contoh, "Saya bawa botol minum sendiri, bawa ini paket sendok dan garpu sendiri. Teman-teman nol sampah juga begitu,"

 

Sejak berdiri tahun 2009, Nol Sampah berusaha terus untuk menjaga komitmennya dengan mengedukasi dan melakukan kampanye gerakan-gerakan sadar lingkungan. Dengan harapan, hingga tiba waktunya nanti pada tahun 2030 ketika agenda SDG mulai diterapkan tanpa plastik, masyarakat Indonesia khususnya Surabaya tidak lagi terkejut.

 


Komunitas Nol Sampah Surabaya menyiapkan takjil-Haikal Ismail-

 

Hanie dan kawan-kawan menyiapkan sekitar 200 pax takjil yang dikemas dengan tote bag kanvas yang bisa digunakan berkali-kali. Wadah makanan di dalamnya menggunakan tempat makan plastik dengan kualitas nomor 05. Berarti tebal dan bisa digunakan berulang kali. Sementara minumnya, diberikan langsung tumbler/botol minum supaya orang-orang nanti bisa mulai membiasakan diri membawa botol minum dari rumah.

 

Tahun 2022 kemarin, sampah plastik yang dimiliki Surabaya mencapai 111 ribu ton. Jumlah tersebut yang mendasari banyak pihak dari stakeholders hingga komunitas peduli lingkungan semakin concern menggalakkan aksi mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai. Nol sampah begitu semangat karena usahanya seiring berjalannya waktu semakin mendapat dukungan dari banyak pihak.

 

"Sebenarnya gak cuma plastik. Sampah organik pun juga jadi masalah di sini. Karena orang-orang apalagi saat puasa begini gak kira-kira kalau bikin atau lagi beli makanan. Dengan kegiatan ini, kita bisa imbau sekaligus mengurangi sampah plastik dan organik. Mengingatkan mereka untuk tidak berlebihan membeli atau memasak, yang nanti ujungnya dibuang. Dengan begini, kita juga bisa membantu Pemkot mengurangi biaya mengelola sampah dan dialihkan untuk yang lebih penting," jelas Hanie dengan semangat.

 


Hanie Ismail, Co-Founder Komunitas Nol Sampah Surabaya menjelaskan giat pembagian takjil dengan tema diet tas kresek-Haikal Ismail-

 

Hanie dengan sumringah menunjukkan giatnya yang berjalan lancar tanpa meninggalkan sampah. Semua orang bisa menggunakan lagi wadah takjil yang diberikan.

 

"Terlepas dari pro-kontra ya, kita tetap maju. Ada yang tanya, apa bisa Surabaya diginikan? Oh tentu bisa! Kita sudah dibiasakan lama oleh Pemkot mulai bawa tas belanja sendiri. Dari situ kita yakin gerakan-gerakan ini akan semakin mendorong progress penerimaan warga Surabaya untuk mengurangi penggunaan plastik," jelas Hanie Ismail. (Hendrina Ramadhanti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: