Cheng Yu Pilihan Founder Museum Benteng Heritage Udayanimmalatta Halim: De Zhong En Hong

Cheng Yu Pilihan Founder Museum Benteng Heritage Udayanimmalatta Halim: De Zhong En Hong

Cheng Yu Udayanimmalatta Halim--

ADA hal besar yang menjadi tujuan hidup Udayanimmalatta Halim. Sebuah tujuan mulia yang menggerakkannya dalam berkiprah. Semuanya terpatri dalam tulisan yang terpajang pada Museum Benteng Heritage, museum rumah kuno dan kebudayaan Tionghoa yang didirikannya di tengah kawasan Pasar Lama, Tangerang, Banten.

Di tengah-tengah lobi ada tulisan "德成" (dé chéng) yang bisa dimaknai sebagai moral yang berhasil. Atau meraih kebajikan. Ini layaknya menjadi visi yang kemudian diterjemahkan menjadi misi yang lebih mengerucut. Dan "misi" itu pun terpatri dalam "duilian 对联" (sepasang pepatah) yang dipasang saling berhadapan. Juga di ruang depan museum yang diresmikan pada 11 November 2011 tersebut.

Di sisi kanan, ada tulisan ’’chǔ shì zhōng lián jié’’ (處世忠廉節). ’’Maknanya adalah harus bisa membawa diri dalam pergaulan, taat dan setia, selalu menghargai kejujuran dan kesetiaan, serta penuh integritas dan kesungguhan hati,’’ kata pria kelahiran 26 Maret 1953 tersebut.

Sedangkan di sisi kiri ada tulisan "jiā fēng xiào dì cí" (家風孝弟慈). Bisa diartikan menjaga tradisi rumah tangga, penuh bakti, menghormati yang lebih tua serta menjaga atau melindungi yang lebih muda.

Bagi suami Harum Widjaja tersebut, "duilian" itu menggambarkan kiprah yang harus dilaksanakannya dalam hidup. Yang kanan adalah moto untuk di masyarakat; sedangkan yang kiri untuk di dalam keluarga. Jika disatukan, mungkin akan membentuk pepatah 德重恩弘 (dé zhòng ēn hóng): tinggi kebajikannya, luas kebaikannya.

Udaya pun konsisten akan hal tersebut. Selain menggagas Museum Benteng Heritage, ia juga bergiat dalam organisasi Persaudaraan Pertiwi. Peranakan Tionghoa Warga Indonesia. Organisasi ini punya landasan kalimat filosofi Konghucu. Yakni, di empat samudera, kita bersaudara. 四海之内皆兄弟 (sì hǎi zhī nèi jiē xiōngdì). ’’Artinya, di mana pun manusia berada, sejatinya kita semua saudara,’’ kata Udaya. Pertiwi juga menggagas persaudaraan dan jiwa nasionalisme. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: