Sewu Dino Salah Tulis Judul jadi Meme Banyolan

Sewu Dino Salah Tulis Judul jadi Meme Banyolan

Meme humor, interpretasi keliru terhadap film Sewu Dino-https://m.facebook.com/groups/440294901531105/permalink/584400943787166/?mibextid=Nif5oz-Grup Facebook "Dikatakan Salah juga Tidak Benar"

SURABAYA, Harian Disway – Film Sewu Dino sedang viral. Dirilis sejak 12 April 2023, film horor besutan Kimo Stamboel itu masih bertahan di bioskop. Ia diadaptasi dari utas Twitter buatan SimpleMan. Beragam ulasan positif muncul, mengapresiasi karya itu. Bahkan Sewu Dino dianggap lebih baik dari film adaptasi utas SimpleMan sebelumnya, KKN di Desa Penari.

Namun, Sewu Dino juga jadi bulan-bulanan para pegiat meme. Banyak yang memelesetkan kata dino sebagai dinosaurus. Meme paling viral adalah visual poster film tersebut di bagian atas, kemudian di bawahnya terpasang gambar ribuan dinosaurus yang saling berhadapan.

BACA JUGA:Review Film Sewu Dino: Horor Folk Asyik yang Penuh Intrik

Tentu meme itu mengundang tawa. Bahkan terdapat meme yang meng-capture salah satu ulasan netizen di aplikasi penyedia tiket bioskop. Film Sewu Dino diberi bintang 1, kemudian diberi komentar: ’’Enggak ada dinosaurus.’’ Meme itu diunggah oleh halaman Facebook Dikatakan Salah Juga Tidak Benar. Di situs review juga begitu. Banyak yang menulis, ’’Mana dinonya?’’



Banyak orang mengartikan atau memelesetkan Sewu Dino sebagai Seribu Dinosaurus. Padahal, makna aslinya adalah seribu hari. Sebuah upacara dari tradisi Jawa, untuk mendoakan arwah seseorang pada hari keseribu setelah meninggal.

Terkait hal itu, Purwanto Heri, pengelola fanpage Facebook Belajar Bahasa Jawa menyebut bahwa terdapat kesalahan penulisan terkait judul film itu. Dino seharusnya ditulis Dina.

Kata dina merupakan serapan dari Bahasa Sanskerta. Yang merupakan turunan dari bahasa Proto-Indo-Eropa, dyew (menjadi terang). Dalam tradisi Jawa, kata itu tetap dipakai dan mengalami bentuk krama atau penghalusan. Yakni dintĕn. ’’Jadi, dina adalah kosakata Sanskerta, dintĕn adalah hasil modifikasi orang Jawa terhadap kosakata itu,’’ terangnya.

Jika dina merupakan serapan Sanskerta, maka kata hari merupakan serapan dari bahasa Austronesia. Pengguna bahasa Austronesia menyebut wari. Kata itu masuk ke Indonesia, kemudian berubah menjadi hari. Dengan demikian, bagi Purwanto, penulisan yang tepat untuk judul film Kimo adalah Sewu Dina. Bukan Sewu Dino. Hehe… (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: https://www.facebook.com/groups/2157696554469452/?ref=share&mibextid=nsmwbt