PDIP: NU Pakem di Pilpres 2023

PDIP: NU Pakem di Pilpres 2023

MENTERI BUMN Erick Thohir saat menghadiri peringatan Hari Lahir 1 Abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada 7 Februari lalu .-Dok Pribadi Erick Thohir-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sudah mengantongi sepuluh nama kandidat yang bakal diusung sebagai calon wakil presiden (cawapres). Rupanya, strategi politiknya tak jauh berbeda dari pemilihan presiden (pilpres) sebelumnya: menggaet kader Nahdlatul Ulama (NU).

Hal itu pula yang diyakini politikus PDIP Aria Bima. Kepada wartawan, ia menyampaikan bahwa pasti ada tokoh NU yang masuk bursa cawapres partainya. Sebab, NU memang telah menjadi pakem konfigurasi politik selama beberapa kali pilpres.

”Ada kecenderungan Ibu Megawati melihat konfigurasi NU, dengan mengikutsertakan Muhammadiyah menjadi bagian komitmen itu,” kata Aria di kompleks parlemen, Selasa, 16 Mei 2023. Itu sebagaimana rekam jejak hubungan PDIP dan NU di masa lalu. Ada nama-nama seperti KH Hasyim Muzadi, Jusuf Kalla, hingga KH Ma’ruf Amin. 

Maka, calon pendamping Ganjar Pranowo di ajang pilpres kali ini pun sama. Meski, Aria belum mau membeberkan namanya. Yang jelas, konfigurasi Ganjar dan figur NU itu akan membawa keharmonisan.

”Ganjar berpasangan dengan komunitas nahdliyin, bangsa ini akan menjadi lebih sejuk,” jelasnya. Tentu dengan tetap melibatkan Muhammadiyah sebagai bagian yang tak terpisahkan.


Ganjar Pranowo menemui kader PDIP di Jember. -Tim Ganjar Pranowo-

Aria menilai, kelebihan NU adalah memiliki kader di berbagai sektor. Mulai birokrat hingga partai politik (parpol). Itu sangat menguntungkan untuk lumbung suara. ”NU kan kadernya ada di mana-mana. Ini menebak ya, bukan data, sudah komit dengan NU,” ucapnya.

Belakangan, figur NU yang akan dipasangkan dengan Ganjar itu mengerucut pada satu nama: Erick Thohir. Sebab, pamor menteri BUMN itu cukup mentereng sejak jelang tahun politik. 

Tak hanya terpilih sebagai ketua umum PSSI, ia juga telah tergabung sebagai kader Barisan Serbaguna (Banser) NU. Tepat pada November 2021, setelah mengikuti rangkaian pendidikan dan pelatihan dasar (diklatsar) di Jagakarsa, Jakarta Selatan. Bahkan, Erick disertifikasi langsung oleh Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf. 

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs A. Khoirul Umam mengatakan, kalangan Islam moderat memang punya faktor terbesar dalam pemilihan. 

Apalagi, saat ini Anies dan Ganjar sama-sama belum mengumumkan pendamping mereka sebagai cawapres. Keduanya pun mulai kerap bersafari politik ke tokoh-tokoh Islam moderat. Terutama yang ada di Jawa Timur.

Situasi saat ini terbilang unik. Sebab, Prabowo Subianto yang diusung Gerindra didukung PKB yang punya basis massa NU besar. Prabowo digadang-gadang bakal dipasangkan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

”Pengantre cawapres selanjutnya adalah gerbong politik PAN yang besar mungkin akan mengangkat Erick Thohir,” jelasnya. Dengan logistiknya, Erick seolah telah membeli dua kekuatan politik Islam. Pertama, PAN sebagai representasi kekuatan politik Muhammadiyah. Kedua, pengaruh PBNU yang seolah memberikan panggung besar kepadanya sejak peringatan 1 Abad NU awal tahun lalu.

Menurut Umam, kesan transaksionalnya cukup tinggi. Erick akan menggunakan PAN sebagai alat bargaining position untuk mendapatkan posisi cawapres. Semua capres pun pasti butuh dukungan kekuatan Islam moderat. ”Khususnya segmen pemilih dari warga nahdliyin,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: