Serba Serbi Mengorok, Bagaimana Menyembuhkannya?

Serba Serbi Mengorok, Bagaimana Menyembuhkannya?

ILUSTRASI orang mendengkur yang mengganggu pasangannya. Mendengkur bisa jadi indikasi masalah kesehatan.-Kampus Production-Pexels-

Oleh:
Dr dr Robert Arjuna FEAS
Dokter dan penulis kesehatan

PERNAHKAH Anda mendengkur saat tidur? Atau Anda sendiri punya kebiasaan mendengkur? Mendengkur, alias ngorok, sangatlah mengganggu orang lain. Teman saya, namanya Syaiful yang berusia 63 tahun, badannya sangat besar. Ia selalu mengorok saat tidur. Kerabat saya, suami istri, relatif masih muda. Kalau tidur sama-sama ngorok. Suaranya saling bersahutan. Keluarga selalu sebal ketika keduanya mudik saat liburan.

Apakah mengorok itu berbahaya bagi kesehatan?  

Mendengkur merupakan sebuah gangguan atau penyakit yang disebut dengan Obstructive Sleep Apnoe (OSA). Artinya henti nafas sementara sewaktu tidur. Ia terjadi karena penyempitan saluran nafassecara periodik saat tidur. Saking banyaknya penderitanya di dunia, OSA menjadi perhatian para peneliti di bidang kedokteran.

Penyempitan saluran nafas dapat diakibatkan oleh dua hal. Pertama, melemahnya otot pernapasan. Dan yang kedua, kelebihan jaringan saluran nafas atau kelainan anatomi saluran nafas dan rahang. Akibatnya meskipun rongga dada kembang kempis untuk menghirup, udara tidak ada yang dapat lewat, nafas terhenti.

Kondisi itu berlangsung berulang kali sepanjang malam dan setiap kalinya bisa berlangsung selama 10-60 detik. Makin sering terjadi henti nafas, penderita OSA semakin sering terjaga. Keadaan itu mengganggu proses tidur hingga terpotong-potong sehingga orang yang menderita OSA saat setelah bangun tidur tidak merasa segar.

Kenapa Orang Mendengkur?

Mendengkur disebabkan oleh terhalang atau menyempitnya saluran pernapasan. Penyempitan ini menyebabkan getaran pada saluran pernapasan ketika tidur sehingga menimbulkan suara dengkuran. Makin terhalang saluran pernapasan, makin keras pula suara dengkuran. Terhalangnya saluran pernafasan dapat terjadi akibat melemahnya otot tenggorokan, umumnya akibat penuaan.

Penyebab OSA
1. Sleep apnea
2. Hidung atau saluran nafas tersumbat, karena pilek (rhinitis) atau sinusitis
3. Tulang hidung bengkok
4. Pembengkakan amandel atau kelenjar adenoid
5. Penyakit gondok
6. Kelainan bentuk wajah
7. Obesitas

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang mendengkur, yaitu:
1. Proses penuaan
2. Konsumsi minuman beralkohol
3. Konsumsi obat yang dapat menyebabkan kantuk
4. Sedang hamil, karena hormon kehamilan dapat menyebabkan peradangan hidung
5. Kelemahan otot mulut, hidung, atau tenggorokan
    
Gejala OSA sering kali dianggap normal dan umum terjadi. Antara ngorok dan kantuk berat selalu dibiarkan. Padahal, jika dibiarkan, mengorok akan menganggu kesehatan kita, seperti:
1. Sakit kepala di pagi hari,
2. Sering kencing malam hari,
3. Tersedak atau rasa kehabisan nafas saat tidur,
4. Kualitas tidur yang kurang nyenyak,
5. Sleep state misperception, insomnia,
6. Mulut terasa kering saat terbangun,
7. Konsentrasi terganggu, daya ingat menurun,
8. Mudah marah, emosional,
9. Hipertensi, nyeri dada saat malam, depresi,
10. Kelebihan berat badan (obesitas),
11. Masalah seksual, misalnya penurunan nafsu seks sampai impotensi.

Tidak semua mengorok termasuk OSA. Bagaimana menentukan seseorang menderita OSA? Melalui pemeriksaan analisa tidur (sleep study) dengan alat Polysomnograh (PSG) dokter bisa menentukan kondisi setelah mengamati hal-hal berikut:
1. Merekam perobahan gelombang otak
2. Gerakan bola mata
3. Gerakan badan
4. Kandungan oksigen darah
5. Ketegangan otot
6. Irama jantung dan pernafasan saat tidur

Cara menghilangkan ngorok
1. Mengubah posisi tidur
2. Meningkatkan kualitas tidur
3. Menjaga kebersihan kamar
4. Mencukupi kebutuhan cairan tubuh
5. Menjaga berat badan ideal
6. Berhenti merokok
7. Rutin berolahraga
8. Mandi air hangat
9. Hindari kopi
10. Hindari obat penenang
11. Jangan makan berat dua jam menjelang tidur

Begitulah, ternyata ngorok bukanlah persoalan sederhana. Jika punya kebiasaan mendengkur, jangan dibiarkan. Perlu segera cari solusinya, misalnya dengan konsultasi rutin ke dokter Anda. Demikian sajian singkat ini, semoga betmanfaat bagi semua. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: