Pengelolaan Blok Masela Digantung Shell

Pengelolaan Blok Masela Digantung Shell

Blok Masela merupakan salah satu sumber gas di Indonesia. -SKK Migas-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Pertamina seperti diberi harapan palsu. Sebab, proses ambil alih 35 persen saham milik Shell di Blok Masela berlangsung seret. Tentu ini berdampak pada pengembangan berlarut-larut yang akan merugikan negara.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menilai bahwa perusahaan asal Belanda ini cabut dari proyek Blok Masela secara tidak bertanggung jawab. Pemerintah pun segera mengevaluasi kembali rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) Blok Masela.

"Harusnya kalau sudah nggak mau ya udah saja kan," ujar Arifin kepada wartawan di kantornya, Jumat, 26 Mei 2023. Shell harus lebih fleksibel dalam pelepasan hak partisipasi alias participating interest (PI) terhadap blok migas di Perairan Laut Arafuru, Maluku, itu.

Namun, peluang Blok Masela kembali ke Indonesia juga cukup besar. Syaratnya, Inpex selaku operator menilai Shell sama sekali tidak berkegiatan di Blok Masela hingga tahun depan. Ini berdasarkan ketentuan dalam PoD yang disepakati bersama pada 2019 lalu.

"Batasnya lima tahun. Tahun ini sudah memasuki tahun ke empat," tandas Arifin. Menurutnya, negosiasi pengalihan hak partisipasi Shell sebesar 35 persen ke PT Pertamina (Persero) itu memang cukup alot. Keduanya hingga kini masih belum sepakat mengenai harga yang ditentukan.

Padahal, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan pengelolaan Blok Masela akan dibagi bersama BUMN asal Malaysia pada awal Mei. Bahkan dalam proses finalisasi pembentukan konsorsium. Yakni untuk proses akuisisi.

Menurut Luhut, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) juga telah membahasnya kecocokan harga dengan Petronas. Mengatur mekanisme masuk ke dalam pengelolaan lapangan minyak dan Gas terbesar Indonesia di Maluku itu.

Seperti diketahui, Blok Masela merupakan tambang minyak dan gas yang berada di sekitar Laut Aru. Sejak tahun lalu, Shell tiba-tiba memutuskan untuk melepas sahamnya. Sehingga pemerintah berupaya untuk membeli PI milik Shell tersebut. 

Namun, pengembangan Blok Masela membutuhkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sangat besar. Nilainya ditaksir mencapai USD 20 miliar. Tentu, akan sulit jika single investor mengembangkan blok ini tanpa mitra shareholder. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: