Cheng Yu Pilihan CEO RTD Group Safri Rauf: Xue Hai Wu Ya
Cheng yu pilihan CEO RTD Group Safri Rauf: xue hai wu ya. -Safri Rauf-
HARIAN DISWAY - Ada sebuah hadis yang artinya Anda sudah hafal semua, "Tuntutlah ilmu sejak dari buaian ibu hingga ke liang lahat". Uthlubul 'ilma minal mahdi ilal lahdi. Atau, dalam istilah bangsa Anglo-Saxon, "Be a life-long learner!" Di Tiongkok juga ada pitutur semakna, "活到老,学到老" (huó dào lǎo, xué dào lǎo). Yang terjemahan letterlijk-nya: hidup sampai tua, belajar sampai tua.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan General Manager Restoran di Tiongkok Ran Siyuan: Xian Nan Hou Huo
Itulah yang dijadikan pegangan hidup oleh Safri Rauf, putra NTT yang pernah menimba ilmu hingga ke Negeri Panda sana. Ia kini sibuk sebagai CEO RTD Group, yang salah satu perusahaannya bergerak dalam jasa pengiriman barang dari Indonesia ke Timor Leste. Ayah dua anak ini aktif pula di organisasi kewirausahaan Hipmi, Kadin, Japnas, dan Apindo.
"Saya selalu pegang motto itu agar bisa terus berkembang. Apalagi di zaman teknologi yang super cepat seperti sekarang. Yang kian mengharuskan kita untuk belajar cepat supaya bisa beradaptasi terhadap perkembangan zaman dan tidak ketinggalan," kata Safri.
Memang, seiring makin majunya zaman, pengetahuan makin mudah kita dapatkan. Tiap detik selalu ada pengetahuan baru. Informasi tumpah ruah dan bisa didapat dengan teramat mudah. Apa yang ribuan tahun lalu dikatakan Founder Taoisme Lao Tzu, "不出户, 知天下 bù chū hù, zhī tiān xià" (tahu segalanya tanpa perlu keluar rumah), kejadian betul.
Tetapi, keberlimpahan informasi juga menjadikan tidak sedikit orang merasa paling paham akan sesuatu kendati sebenarnya tidak. Inilah mengapa di zaman "matinya kepakaran", meminjam istilah Tom Nichols yang bukunya mungkin Anda hanya sempat baca judulnya, menuntut kita untuk semakin jeli dalam memilah dan memilih informasi. Untuk bisa begini, belajar sepanjang hayat tak pelak adalah kunci.
"Makanya, selama masih bernapas, tetaplah harus belajar. Karena ilmu itu banyak sekali. Tidak harus belajar dari buku atau di sekolah saja; tapi bisa didapat dari pengalaman kerja, dari menemukan masalah-masalah yang ada, dari debat, diskusi, bertemu relasi baru dan sebagainya. Sebab, ilmu itu bagaikan oksigen: ada di mana saja dan kita bisa ambil kapan saja," terang Safri.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Aktivis Tionghoa di Yogyakarta Nathanael Budhi Susilo: Shi Ke Sha Bu Ke Ru
Ya, Zhang Dai 张岱 (1597-1684), esais-cum-sejarawan era dinasti Ming, jauh-jauh hari mengingatkan kita bahwa, "学海无涯" (xué hǎi wú yá): lautan ilmu tiada tepinya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: