Para Penerima Beasiswa ITCC ke Tiongkok (1): Wujudkan Cita-Cita Ibu

Para Penerima Beasiswa ITCC ke Tiongkok (1): Wujudkan Cita-Cita Ibu

Iqbal Juwanda Iston Penerima beasiswa ke _Hubei Polytechnic University, Huangshi, Tiongkok.-Vincentius Andito-

Sayang, cita-citanya itu terhenti karena cedera yang ia alami karena basket. Ibunya pun menawarkan ia untuk menjadi dokter. Iqbal setuju. Niat awalnya, Iqbal hanya ingin melanjutkan sekolah tinggi di Indonesia.

Ia juga sudah mendaftar di Universitas Diponegoro Semarang. Jalur prestasi. Tapi, ia tidak diterima. Iqbal mencoba jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

“Saya waktu itu masih persiapan untuk ikut SNMPTN. Pagi-pagi, sekitar pukul 10.00, Ibu saya telepon. Ibu menawarkan saya untuk tidak kuliah di Indonesia. Tapi di Tiongkok. Ibu saya baru saja berkenalan dengan orang saat bekerja di rumah sakit,” ungkapnya.

Ibunya ketika itu diceritakan mengenai ITCC. Serta beasiswa yang diberikan oleh ITCC untuk anak-anak terbaik di Indonesia bisa kuliah gratis di Taiwan dan Tiongkok. Iis tertarik. Cerita itu pun disampaikan kepada Iqbal.

“Anaknya orang yang baru dikenal ibu saya itu juga mendapatkan beasiswa dari sini (ITCC, Red). Saya dikasih waktu tiga hari sama ibu saya buat pikir-pikir. Karena, saya sudah daftar di SNMPTN. Tapi, akhirnya saya lepas yang jalur SNMPTN,” ungkapnya.

Ia pun berdiskusi dengan sahabatnya untuk mengambil keputusan itu. Sampai akhirnya, ia memutuskan untuk mengambil tawaran ibunya. Mendengar putusan itu, Iis meminta anaknya untuk cepat daftar. “Ibu sudah ngebet banget saya daftar. Takut kehabisan kuota,” ungkapnya.

Karena keputusannya itu, April 2024 lalu, ia putuskan untuk mendaftar ke ITCC. Seusai mendaftar, Iqbal kembali ke Tarakan untuk membantu orang tuanya bekerja menjaga toko percetakan dan fotokopi milik orang tuanya.

Ternyata, kuliah di Tiongkok jalan hidupnya. Ia mendapat beasiswa dari ITCC untuk menempuh pendidikan di jurusan Kedokteran, di Hubei Polytechnic University. “Saya bersyukur bisa diterima di sini,” kata pria kelahiran Malinau, 26 April 2006 itu.

Permasalahan berikutnya adalah Iqbal tidak bisa bahasa Mandarin. Beruntung, ITCC juga mengajari semua yang mendapatkan beasiswa untuk bisa berbahasa Mandarin. “Ada kursus untuk bisa bahasa Mandarin,” terangnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: