Kereta Api Surabaya Terakhir, Menggugah Patriotisme Lewat Teatrikal Sejarah

Kereta Api Surabaya Terakhir, Menggugah Patriotisme Lewat Teatrikal Sejarah

Aksi teatrikal Kereta Api Terakhir Subaya di Stasiun Surabaya Gubeng untuk mengenang jasa pahlawan yang gugur.-KAI-KAI

Kota Surabaya dibombardir. Rumah Sakit Simpang dibanjiri korban. Kereta api sarat penggungsi ditembaki tentara Inggris, termasuk Stasiun Gubeng pada November 1945. Peristiwa heroik ini kembali diabadikan lewat Teatrikal Kereta api Surabaya Terakhir, Minggu 17 November 2024.

---

SAKSI sejarah patriotisme jawatan kereta api dan tenaga kesehatan kembali dibangkitkan. Ratusan orang berkumpul di bawah langit Surabaya. 

Melibatkan 100 peserta dari komunitas Begandring serta 200 peserta yang merupakan pekerja Kereta Api Daerah Operasional (Daop) 8 Surabaya.

Teatrikal Kereta Api Surabaya Terakhir bukan sekadar pergelaran biasa. Ini adalah panggung hidup. Reka ulang dibuat untuk menumbuhkan dan meningkatkan nilai-nilai patriotisme.

Kala itu, Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKRI) turut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Khususnya saat pertempuran Surabaya dalam aksi evakuasi 3.000 korban dan pasien Rumah Sakit Simpang ke luar kota Surabaya. 

Stasiun Gubeng dijadikan sebagai titik tolak keberangkatan. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 17-20 November 1945 yang menyulut kobaran semangat perjuangan.

Acara dimulai dengan dua perwira Jepang yang dikawal dua serdadu masuk ke Stasiun Gubeng. Mereka berkeliling hingga ke peron sebagai perlambang pengambilalihan StaatSpoor oleh Dai Nippon.

Setelah berkeliling dan mendengar berita kekalahan, Perwira Jepang dan para pengawal keluar stasiun dengan tertunduk. 

Proklamasi kemerdekaan disertai persiapan pengambilalihan Rikuyu Sokyoku Tobu Kyoku. Pelucutan dilaksanakan. 

Kepala Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) Jawa Timur, R. Soedji Soedji, berjalan dari peron menuju ke teras. Dialog dilakukan di depan pintu dekat teras. 

Pengibaran bendera dilakukan di dekat tangga dengan tiang bendera. Soedji membacakan maklumat di tangga dengan disaksikan seluruh pegawai DKARI.

BACA JUGA:Teatrikal Kereta Api Terakhir Surabaya, Kenang Heroisme di Stasiun Gubeng November 1945

Ia memerintahkan Ir. Aboe Prajitno untuk mengirimkan kabar pengambilalihan Kereta Api di Surabaya agar diikuti oleh semua Inspeksi dan Stasiun di seluruh Jawa Timur.

Usai kekalahan Jepang, pasukan Inggris mendarat di Surabaya. Mereka berupaya mengambil alih stasiun.

Namun, upaya pengambialihan Stasiun Gubeng oleh Inggris dihalau Angkatan Muda Kereta Api (AMKA) dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: