Tren No Buy Year, Tantangan Hidup Tanpa Belanja Impulsif Selama Setahun

Menghargai apa yang sudah kita miliki adalah inti dari no-buy year. Dengan mengurangi pembelian, kita belajar untuk lebih menghargai barang-barang yang ada. --Pinterest
HARIAN DISWAY - Di tengah budaya konsumtif yang semakin kuat, muncul tren baru yang menantang. Yakni kebiasaan belanja impulsif: no-buy year.
Bukan sekadar resolusi keuangan biasa. Konsep itu mengajak individu untuk berhenti membeli barang-barang yang tidak esensial selama satu tahun penuh.
Tujuannya bukan hanya menghemat uang. Tetapi juga membentuk pola pikir yang lebih bijak terhadap konsumsi. Pun, mendorong kehidupan yang lebih sederhana.
Berawal dari keresahan terhadap kebiasaan konsumtif yang semakin tidak terkendali, beberapa individu mulai melakukan eksperimen pribadi untuk mengurangi pengeluaran mereka.
Tantangan itu kemudian berkembang menjadi gerakan global. Diperkuat oleh komunitas daring yang saling berbagi pengalaman serta strategi dalam menjalani tahun tanpa belanja.
Tidak hanya sekadar menahan diri dari membeli pakaian atau gadget terbaru, konsep no-buy year juga mengajak siapa pun untuk melakukan evaluasi ulang terhadap kebutuhan hidup secara menyeluruh.
BACA JUGA: Dari Hustle ke Soft Living, Transformasi Gaya Hidup Gen Z
Banyak orang mengadopsi tantangan itu dengan berbagai alasan. Sebagian besar ingin mengendalikan keuangan. Itu terjadi setelah mereka menyadari pengeluaran besar yang lebih banyak dialokasikan untuk hal-hal yang kurang esensial.
Ada pula yang tertarik karena alasan lingkungan. Karena dengan mengurangi konsumsi, diharapkan limbah yang dihasilkan pun dapat berkurang.
Selain itu, tidak sedikit yang melakukannya sebagai bentuk latihan disiplin diri. Dengan harapan membuktikan bahwa mereka bisa hidup dengan lebih sederhana. Tanpa bergantung pada barang-barang material.
Meskipun terdengar menarik, menjalani no-buy year bukan hal yang mudah. Pada era digital ini, godaan untuk berbelanja selalu ada.
Diskon, promosi, dan tren terbaru terus membanjiri media sosial. Hal itu kerap membuat seseorang terpancing untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.
Membuat daftar kebutuhan adalah langkah awal yang penting dalam menjalani no-buy year. Dengan menetapkan prioritas, kita bisa lebih bijak dalam berbelanja. --Pinterest
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: