Membingkai Kartini, Potret, Kekuasaan, dan Representasi Perempuan

Membingkai Kartini, Potret, Kekuasaan, dan Representasi Perempuan

ILUSTRASI Membingkai Kartini, Potret, Kekuasaan, dan Representasi Perempuan.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Memperingati Hari Kartini tak cukup dengan mengenakan kebaya atau membagikan potret lawasnya di media sosial. Kita perlu membaca ulang makna visual dan politik dari potret itu. 

Jalan yang dibuka Kartini belum selesai dibangun. Representasi perempuan harus terus diperluas, diperkaya, dan didekolonisasi agar makin banyak suara perempuan bisa hadir dan dihargai. 

Sebuah kutipan reflektif dari Kartini, dalam salah satu suratnya, masih sangat relevan untuk kita renungkan hari ini:

Apakah gunanya pendidikan jika hanya untuk memisahkan kita dari rakyat, dan menambah rasa rendah diri terhadap sesama?

Dalam dunia yang makin dipenuhi gambar dan simbol, pertanyaannya: apakah kita sudah menciptakan representasi yang berkeadilan sosial? Ataukah kita masih hidup dalam bingkai lama yang hanya berganti pigura? (*)

*) Aniendya Christianna adalah dosen desain komunikasi visual, Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif, Petra Christian UNiversity.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: