Alasan Lebih Nyaman Curhat di Media Sosial

Alasan Lebih Nyaman Curhat di Media Sosial

Media sosial terkadang terasa lebih nyaman sebagai media untuk curhat atau mencurahkan isi hati dan pikiran seseorang. -Elite Daily-Pinterest

Semua disampaikan lewat layar. Di waktu yang kita pilih sendiri, tanpa harus menghadapi tatapan atau reaksi yang sulit dihadapi.

Kondisi itu juga dipengaruhi oleh perubahan cara kita membangun kedekatan dalam era digital. Banyak hubungan saat ini terbentuk dan dipelihara secara daring.

BACA JUGA:6 Hal yang Terlarang Diunggah di Media Sosial oleh Wanita Berkelas dan Elegan

Sehingga batas antara teman dunia maya dan teman nyata menjadi kabur. Dalam konteks tersebut, bercerita di media sosial terasa cukup sebagai bentuk interaksi emosional.

Namun, fenomena itu memiliki dampak negatif. Ketergantungan pada media sosial sebagai tempat mencurahkan isi hati bisa menurunkan kualitas hubungan nyata.

Kita bisa merasa semakin jauh dari orang-orang terdekat. Karena tidak pernah benar-benar berbagi secara mendalam.

BACA JUGA:Stecu, Makna Lagu Faris Adam yang Viral di Media Sosial

Lebih dari itu, kebiasaan curhat di media sosial bisa memicu oversharing atau membuka terlalu banyak informasi pribadi kepada publik.

Dalam jangka panjang, itu bisa menjadi bumerang. Karena jejak digital tidak pernah benar-benar hilang. Apa yang hari ini terasa melegakan, bisa jadi bahan gosip atau penyesalan di kemudian hari.

Di tengah dunia yang cepat dan penuh tekanan, kadang kita hanya butuh tempat untuk menaruh beban tanpa harus menjelaskannya panjang lebar.

BACA JUGA:Doomscrolling: Maraknya Informasi Negatif di Media Sosial, Picu Gangguan Mental

Tapi mungkin, sesekali, tidak ada salahnya mencoba kembali bercerita pada teman dekat. Pada teman yang benar-benar peduli. Bukan sekadar mencurahkan ke media sosial. (*)

*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: