Gubernur Khofifah sebut Kontribusi Laju Tanam Padi Jatim terhadap Nasional Capai 25 Persen

Khofifah mengajak petani mengembangkan inovasi dalam menanam padi di Jawa Timur -Humas Pemprov Jawa Timur-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian menunjukkan realisasi tanam padi di Indonesia. Hingga kini, tercatat tanam padi mencapai 924.989 hektar. Dari jumlah tersebut, 227.802 hektar merupakan kontribusi dari Jawa Timur.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut angka 227.802 hektar di Jawa Timur setara dengan 25 persen. Dengan begitu, pencapaian tanam padi Jawa Timur merupakan yang terbesar di Indonesia.
Dia merinci, data BPS RI per 8 April menyebut luas panen Jawa Timur pada Januari hingga Mei 2024 mencapai 859.957 hektar. Hingga 8 April 2025, luas panen di Jawa Timur diprediksi mencapai 964.768 hektar. Ada peningkatan 104.11 hektar atau setara 12.19 persen dibandung tahun lalu pada periode yang sama.
"Luas panen ini menjadi yang terbesar dibanding Jawa Tengah dan Jawa Barat, " katanyi. Jawa Tengah luas panen mencapai 11.994 hektar, sedangkan Jawa Barat 753.287 hektar.
BACA JUGA:Misi Dagang Jawa Timur di Maluku Catatkan Transaksi Rp 460,7 Miliar
BACA JUGA:Gubernur Khofifah Sambut Baik Komandan Lantamal V Dukung Kedaulatan Pangan di Jatim
Khofifah bersama Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky menyaksikan proses panen di Kabupaten Tuban-Humas Pemprov Jawa Timur-
Laju tanam padi di Jawa Timur yang tinggi merupakan hasil inovasi yang diterapkan beberapa daerah. Salah satunya Desa Purwosari, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Ada dua metode tanam padi yang diterapkan. "Yakni metode manual dan metode penggunaan transplanter, " imbuhnyi.
Khofifah menegaskan, pemerintah provinsi Jawa Timur berkomitmen dalam menyukseskan peningkatan target nasional produksi padi. Strategi untuk percepatan tanam dilakukan. "Harapannya, membantu meningkatkan produksi, efisiensi, dan pendapatan petani, serta meningkatkan ketahanan pangan nasional," ungkapnyi.
Percepatan tanam dicapai dengan melancarkan proses panen serta melaksanakan koordinasi penyerapan gabah oleh Bulog. Harga yang ditetapkan Rp 6.500 per kilogram. Kemudian, pemerintah provinsi memastikan ketersediaan bibit dan pelaksanaan peyemaian di luar lahan.
"Metode penyemaian luar lahan bertujuan saat padi ditanam di lahan sawah, usianya sudah mencapai dua minggu," jelasnyi. Khofifah berharap tingginya kontribusi Jatim dalam laju tanam padi akan menjadi pemantik bagi semua pihak.
Dengan begitu, petani memiliki semangat untuk meningkatkan produktivitasnya. Termasuk semangat dalam mengembangkan inovasi pada sektor pertanian dan ketahanan pangan. "Muaranya adalah kontribusi Jatim untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional yang sangat besar," tegas Khofifah. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: