Duel At Mall Surabaya Open Sparing Volume 2: Beradu Tinju di Mall
Tampak sengit, salah satu pertandingan di Duel At Mall Surabaya Open Sparing Volume 2. -Ananda Tiyas Safina-HARIAN DISWAY
SURABAYA, HARIAN DISWAY – Biasanya orang datang ke mall untuk mencari diskon, ngopi santai, atau sekadar cari angin. Tapi hal berbeda terasa saat berada di lantai satu Ciputra World Surabaya pada Minggu, 18 Mei 2025.
Suasana berubah total. Ada yang menonjol dari tengah-tengah atrium. Bukan panggung musik. Bukan booth pameran. Melainkan sebuah ring tinju.
Dikelilingi pagar pembatas, ring itu menjadi pusat perhatian. Orang-orang dari berbagai kalangan berdiri melingkari, menyaksikan pertarungan demi pertarungan yang berlangsung sejak siang hingga malam.
Acara bertajuk Duel At Mall Surabaya Open Sparing Volume 2 ini berhasil menyedot perhatian pengunjung mall yang awalnya hanya ingin cuci mata.
BACA JUGA: IBCA-MMA Jaring Atlet Muda Lewat Turnamen Nasional
BACA JUGA: Sukses di Debut DBL Camp 2025, 4 Campers Ini Unjuk Gigi
Dua petinju sedang jual beli pukulan di Duel At Mall Surabaya Open Sparing Volume 2. -Ananda Tiyas Safina-HARIAN DISWAY
Sebanyak 128 petarung dari berbagai kota datang untuk ambil bagian dalam 64 partai tanding yang berlangsung sepanjang hari. Jumlah itu dua kali lipat dibanding edisi sebelumnya yang hanya memuat 34 partai.
Ini jadi sinyal bahwa olahraga kombat semakin memiliki tempat di hati warga Surabaya. Atmosfer sekitar ring terasa padat. Beberapa penonton berdiri sangat dekat dengan tali ring, mengamati setiap pukulan dan gerakan.
Ada yang penasaran lalu berjalan mengelilingi ring. Mencari sudut pandang terbaik. Di lantai dua, beberapa pengunjung tampak bersandar di balkon, menonton dari atas sambil sesekali mengarahkan kamera ponsel ke ring di bawah.
Di pojok-pojok ring, para peserta melakukan pemanasan. Ada yang mengayunkan tangan ke udara, melatih refleks. Ada yang mengatur napas sambil sesekali melompat kecil.
BACA JUGA: Inovasi DBL Indonesia, Jangkau Bibit Basket Muda Berbakat Indonesia
BACA JUGA: Ketum Perbasi Apresiasi DBL Camp 2025, Majukan Generasi Basket Indonesia
Beberapa terlihat lebih santai, sekadar duduk di lantai sembari mendengarkan musik melalui earphone. Di sisi lain, pelatih dan kru sibuk menyiapkan perban, sarung tangan, serta strategi akhir sebelum bel tanda tanding berbunyi.
Sorakan pun meledak setiap kali ronde dimulai. Penonton bersorak, bertepuk tangan, bahkan memberi semangat meski tak kenal siapa yang bertarung. Beberapa pertandingan berlangsung cepat, satu-dua pukulan lalu jatuh.
Beberapa lainnya berjalan alot, saling balas serangan dengan intensitas tinggi. Tapi semuanya berakhir dengan saling menghormati. Petarung yang kalah tetap dipeluk oleh lawan dan pelatihnya.
Peserta datang dari beragam latar belakang. Ada yang masih pelajar, ada pula yang sudah bekerja. Beberapa bahkan terlihat membawa orang tua atau pasangan. Semuanya datang dengan semangat yang sama: menantang diri dan mengukur kemampuan.
BACA JUGA: Siswa SMA St Louis 1 Surabaya Justin Patrick, Raih MVP DBL Camp 2 Musim Beruntun
BACA JUGA: Pengumuman Top 12 Campers Putra DBL Indonesia All Star 2025
Agus Leonardo Fourtinius mengungkapkan bahwa ke depannya ia akan membuat acara serupa yang jauh lebih besar. -Ananda Tiyas Safina-HARIAN DISWAY
Tak sedikit yang mengaku kalah namun tetap puas. “Pertandingan ini cukup membuat saya puas, meskipun saya kalah itu jadi pemacu buat saya untuk lebih banyak latihan,” kata Opel Wolom, salah satu peserta di kelas MMA.
Ia pun menambahkan, “Ke depannya saya ingin memperdalam ilmu silat agar bisa tampil lebih baik lagi.” Opel bukan satu-satunya yang merasa tertantang.
Banyak peserta lainnya yang langsung duduk menganalisis pertandingan mereka, berdiskusi dengan pelatih, bahkan menonton ulang rekaman pertarungan mereka di layar ponsel.
BACA JUGA:Daftar Top 24 Campers DBL Camp 2025: Seleksi Memanas, Persaingan Makin Ketat
Di balik semua itu, ada kerja keras dari penyelenggara yang ingin memperluas akses olahraga beladiri ke publik. Agus Leonardo Fortunius, promotor sekaligus pendiri Combat Academy Petarung Sejati Indonesia Duel Fight Club Surabaya puas.
Menurutnya antusiasmenya sangat tinggi. “Dengan meningkatnya antusiasme di acara ini, maka akan semakin banyak orang yang sadar betapa pentingnya berolahraga,” ujar Agus.
Ia juga menambahkan, “Kegiatan seperti ini bisa jadi sarana yang bagus untuk menghindari kegiatan yang kurang produktif. Misalnya saja seperti tawuran, gangster, dan penyalahgunaan narkoba.”
BACA JUGA: Hardiknas di DBL Camp 2025, Coach Melaty Jadi Sosok Guru Inspiratif
Tingginya antusiasme peserta maupun penonton menjadi alasan kuat bagi penyelenggara untuk menyiapkan gelaran berikutnya. Kabarnya, bulan Juli nanti, acara yang lebih besar dengan skala jauh lebih besar.
Tak hanya soal menang-kalah, acara ini juga menjadi ajang berkumpul bagi komunitas pecinta beladiri. Di luar ring, suasana pun hidup. Ada yang berdiskusi teknik, ada yang berfoto bersama, bahkan ada juga yang saling tukar nomor kontak.
Ring tinju di mall itu mendadak jadi titik temu, bukan hanya titik pukul. Jika biasanya pusat perbelanjaan diisi musik lembut dan lampu warna-warni, hari itu berbeda. Ciputra World Surabaya terasa seperti arena pertarungan kelas dunia.
BACA JUGA: Kemenpora Gelar Seleksi Nasional Tim Tenis Meja, Sepak Takraw, dan Tinju untuk SEA Games 2025
Dan yang paling menarik, semua itu berlangsung di ruang publik yang sangat akrab bagi warga kota. Mall bukan lagi sekadar tempat konsumtif. Tapi juga jadi ruang ekspresi, perjuangan, dan pembuktian diri. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: