5 Fakta Seru Film Bertaut Rindu, Syuting di Curug Sampai Diprotes Nadin Amizah

5 fakta seru film Bertaut Rindu, syuting di curug sampai diprotes Nadin Amizah.-Sinemart-
HARIAN DISWAY - Film Bertaut Rindu tayang di bioskop Indonesia mulai 31 Juli 2025. Drama remaja besutan Rako Prijanto itu ini siap memanjakan pencinta sinema Indonesia dengan kisah yang menyentuh hati serta sarat pesan.
Film itu dibintangi oleh dua aktris muda, Adhisty Zara dan Ari Irham, serta jajaran aktris senior yang tak kalah epiknya. Produksi baru SinemArt ini menjanjikan sebuah pengalaman sinematik yang intim dan relevan dengan kehidupan masa kini.
Bertaut Rindu tidak sekedar bercerita tentang cinta saja. Film itu juga bercerita tentang isu-isu sensitif. Seperti trauma perceraian, dan pentingnya komunikasi keluarga, yang dikemas dengan visual yang memanjakan mata.
Film itu berkisah tentang dua remaja SMA, Jovanka (Adhisty Zara) dan Magnus (Ari Irham), yang sama-sama memikul beban luka masa lalu dan ekspektasi keluarga.
BACA JUGA:Sinopsis Bertaut Rindu: Kisah Cinta, Luka, dan Pencarian Jati Diri Remaja, Tayang 31 Juli 2025
BACA JUGA:Kenalan dengan 6 Aktor Bertaut Rindu: Dari Adhisty Zara hingga Bintang Lupus Milenia
Pertemuan tak terduga ini menumbuhkan ikatan emosional yang kuat. Kepekaan Jovanka perlahan mengungkap trauma tersembunyi dalam diri Magnus.
Melalui momen-momen sederhana, mereka menemukan cinta, rasa aman, dan tempat berlindung dari berbagai tekanan hidup. Tertarik menonton? Simak 5 fakta menarik dari film Bertaut Rindu berikut ini.
1. Tema Remaja yang Relevan
Bertaut Rindu dengan berani mengangkat tema sensitif dan sangat relevan bagi banyak remaja saat ini. Yakni dampak trauma akibat perceraian orang tua.
Film itu secara mendalam menyoroti bagaimana perpisahan orang tua dapat memengaruhi seluruh aspek kehidupan seorang anak, hingga turut membentuk kepribadian mereka.
BACA JUGA:5 Fakta Menarik Jumbo, Film Animasi Indonesia yang Digarap Selama 5 Tahun
BACA JUGA:5 Fakta Tak Terduga dalam Believe 2025: Takdir, Mimpi, dan Keberanian
Jovanka menghadapi pahitnya kenyataan perceraian orang tua dengan caranya sendiri. Dia dengan tegar memulai hidup baru di kota asing bersama sang ibu. Tepatnya di Bandung.
Pengalaman traumatis itu tidak hanya meninggalkan dampak emosional yang mendalam pada dirinya. Tetapi secara paradoks, juga menempa dan membentuk kekuatan serta ketahanan dalam karakternya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber