Mahasiswa UM Kompak Unjuk Kemampuan di Kompetisi Pidato Bahasa Mandarin, Walau Repot Bagi Waktu
Potret tiga mahasiswa UM (Jawad, Farhan, Marisa) yang berpartisipasi dalam Disway Mandarin Debate & Speech Competition 2025 sebagai pengalaman belajar dan pengembangan diri. --Harian Disway
BERPIDATO dalam Bahasa Mandarin menjadi pengalaman baru Marisa Zalianti. -- Naufal Adibi-Harian Disway
Adapun Marisa menyoroti pentingnya pemerataan pendidikan, toleransi, serta penjagaan alam Indonesia dalam pidatonya.
Ia menyatakan bahwa awalnya dia tidak tahu tentang kompetisi yang diselenggarakan Disway, PSMTI, dan ISNU Jatim tersebut. “Tiba-tiba sudah didaftarkan dosen. Persiapan sangat singkat, tapi dari situ saya belajar banyak hal, mulai dari hanzi, intonasi, hingga gestur saat berpidato,” urainya.
Meski mengaku masih kesulitan dalam ekspresi tubuh, Marisa merasa pengalaman ini sangat bermanfaat.
Ketiganya mendapat pendampingan yang sama dari dosen mereka, Octi Rjeky Mardasari. Mulai dari koreksi isi pidato, perbaikan tata bahasa, hingga latihan pengucapan. Kehadiran dosen pembimbing menjadi kunci agar mereka bisa tampil percaya diri di panggung.
Bagi Farhan, Jawad, maupun Marisa, hasil lomba bukanlah tujuan utama. Yang terpenting, pengalaman ini memperkaya kosakata, menambah wawasan budaya, dan melatih kepercayaan diri untuk terus berkembang menjadi lebih baik. (*)
*) Mahasiswa Magang dari Prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: