5 Fakta Menarik Drakor Would You Marry Me, Ada Kritik Sosial Soal Cinta dan Ekonomi

5 Fakta Menarik drama Korea Would You Marry Me yang akan tayang mulai 10 Oktober 2025 di Disneyplus.--Disneyplus
Menariknya, Lee Na Jeong mengakui bahwa drama ini adalah proyek yang paling fun sepanjang kariernya. "Aku ingin menciptakan suasana ringan, penuh tawa, tapi tetap memiliki pesan emosional tentang arti komitmen," tutur Lee Na Jeong.
Nuansa visual yang hangat dengan tone pastel akan digunakan untuk menciptakan kesan cozy dan romantis. Menjadikan drama itu tontonan ideal bagi penggemar kisah cinta modern yang manis tapi bermakna.
4. Comeback Penulis Lee Ha Na
foto; cuplikan drakor Would You Marry Me-sbs-
Naskah Would You Marry Me ditulis oleh Lee Ha Na. Penulis yang sukses besar lewat Rookie Cops (2022). Drama tersebut meraih rating tinggi, yakni 8.3/10. Dan dipuji karena menampilkan semangat muda, humor segar, dan dinamika karakter yang realistis.
BACA JUGA:7 Pemeran Drakor First Lady, Eugene Jadi Ibu Negara Ji Hyun Woo
BACA JUGA:Sinopsis Drakor A Graceful Liar, Balas Dendam Penuh Intrik Keluarga Konglomerat
Keberhasilan itu membuat nama Lee Ha Na dikenal sebagai salah satu penulis naskah romansa dengan gaya penulisan yang ringan namun menyentuh hati. Terutama dalam menggambarkan pertumbuhan emosional karakter utama.
Setelah tiga tahun vakum, Lee Ha Na comeback dengan Would You Marry Me. "Aku sangat ingin menulis kisah cinta yang lebih matang dan reflektif dibandingkan karya sebelumnya," ungkapnya.
Melalui drama ini, Lee Ha-na ingin mengeksplorasi makna komitmen dan cinta sejati di usia dewasa, dibalut dengan humor lembut dan alur yang hangat membuat drama ini terasa relevan bagi penonton masa kini.
5. Kritik Sosial Terselubung
foto; cuplikan drakor Would You Marry Me-sbs-
Meski dikemas dalam balutan komedi romantis, Would You Marry Me punya pesan sosial yang cukup dalam. Ceritanya menyinggung realitas sulitnya memiliki rumah bagi generasi muda Korea Selatan.
BACA JUGA:Profil Pemain Drama Walking On Thin Ice: Peran Lee Young Ae hingga Kim Si A
Banyak pasangan muda di sana merasa pernikahan hanyalah simbol status, bukan kebahagiaan. Karena tekanan ekonomi yang begitu besar. Dengan menjadikan "rumah pengantin" sebagai inti cerita, drama itu secara halus mengkritik fenomena sosial tersebut tanpa menggurui.
Beberapa penonton di Korea bahkan menyebut drama ini sebagai romcom dengan jiwa satir. Lewat karakter Yoo Meri yang gigih dan realistis, penonton diajak merenungkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber