Ignasius Jonan Apresiasi Program Kerakyatan Pemerintahan Prabowo di Istana Merdeka

Ia mengingatkan bahwa implementasi kebijakan membutuhkan waktu, pengawasan, dan penyesuaian berkelanjutan. “Ya, memang kalau diminta sempurna dari awal mungkin tidak mungkin,” ujarnya.

BACA JUGA:Manfaatkan AI, Prabowo Ungkap Strategi Indonesia Capai Swasembada dan Kurangi Kemiskinan di KTT APEC

“Tapi kan ini perbaikannya pelan-pelan, mestinya jalan sih selama ini,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa keberpihakan terhadap rakyat kecil adalah kunci stabilitas sosial jangka panjang.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang adil tidak hanya diukur dari angka makro, tetapi dari kemampuan masyarakat desa untuk mandiri. Menurutnya, jika masyarakat desa makin sejahtera  maka akan mampu menggerakkan ekonomi nasional. 

BACA JUGA:Budi Arie Beri Sinyal Masuk Gerindra, Dukungan Projo ke Prabowo-Gibran Makin Solid

Ia menilai pembangunan sejati dimulai dari manusia dan komunitas kecil yang berdaya. Selain menyoroti kebijakan sosial, Jonan juga menyinggung kiprah Presiden Prabowo dalam diplomasi internasional dan penguatan peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Ia menilai diplomasi aktif yang dilakukan pemerintah mampu memperluas jejaring kerja sama ekonomi global. “Kami juga sharing tentang peran serta beliau yang sangat bagus dan aktif di diplomasi luar negeri,” kata Jonan.

BACA JUGA:Prabowo dan Lee Jae Myung Bahas Kelanjutan Proyek Jet KF-21 Boramae

“Juga di pengembangan BUMN dan partisipasi BUMN untuk bangsa dan negara yang lebih banyak.” Ia berharap sinergi antara kebijakan sosial dan diplomasi ekonomi dapat memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional.

Menurutnya, keseimbangan antara pembangunan dalam negeri dan hubungan luar negeri merupakan kunci keberhasilan pemerintahan saat ini. Pertemuan di Istana Merdeka itu menandai dukungan moral Jonan terhadap visi Presiden Prabowo yang mengutamakan kesejahteraan rakyat.

Program kerakyatan seperti MBG, Kopdes Merah Putih, dan Sekolah Rakyat dipandang sebagai langkah strategis menuju Indonesia yang inklusif dan berkeadilan.(*)

*) Mahasiswa magang Prodi Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya

Sumber: setneg.go.id