Komunitas Tunpu, Penjaga Tradisi Migrasi Kuno di Guizhou, Bertahan Lebih dari Enam Abad
Penampil muda Opera Dixi, Ye Shuaihu (kedua dari kiri), membungkuk kepada gurunya, Ye Shouxing (kanan), pewaris warisan budaya takbenda tingkat nasional, saat ia mengenakan topeng untuk peran barunya di kota kuno Jiuzhou, Kota Anshun, Provinsi Guizhou. -Li Lihong-China Daily
HARIAN DISWAY - Selama lebih dari 600 tahun, masyarakat Tunpu di Kota Anshun, Provinsi Guizhou, Tiongkok, terus melestarikan tradisi yang berakar dari migrasi militer pada era Dinasti Ming (1368-1644).
Para leluhur mereka adalah para serdadu dari Dataran Tengah. Mereka ditempatkan untuk menjaga wilayah tersebut dan menetap bersama keluarga mereka.
“Kami datang ke sini 600 tahun lalu atas perintah kaisar. Cara kami berbicara dan pakaian yang kami kenakan semuanya berasal dari masa itu,” tutur Chen Heying, perempuan Tunpu berusia 75 tahun. Dia mengenang cerita yang diwariskan sejak kecil.
Dengan mahkota bunga prem di sanggul dan kain hitam yang melilit kepala, Chen berjalan menyusuri pasar desa. Dia mengenakan jubah biru dengan tepian berwarna dan kerah bersulam.
BACA JUGA:Festival Hanyi di Tiongkok, Tradisi Hangat untuk Mengenang Leluhur
Chen tinggal di Desa Jiuxi dan bangga dengan pakaian khas tersebut. “Saat menjemput cucu, banyak yang bertanya apa yang saya kenakan. Saya jawab: saya orang Tunpu,” ujarnya.

Selama Festival Musim Semi, penduduk desa komunitas Tunpu menampilkan tarian naga di kota kuno Jiuzhou.-Li Lihong-China Daily
Asal-usul Benteng Permukiman
Tunpu -pelafalan lokal dari tunbu atau tunbao- merujuk pada permukiman benteng yang dibangun ketika tentara Ming ditugaskan menjaga dan mengolah tanah di Guizhou.
Menurut catatan sejarah, lebih dari 300 pemukiman Tunpu pernah berdiri di sekitar Anshun, dihuni sekitar 200 ribu orang.
Tradisi mereka merupakan perpaduan antara budaya Han dan pengaruh etnis lokal. Hal itu tampak jelas pada arsitektur benteng, pakaian, hingga dialek yang masih digunakan hingga kini.
BACA JUGA:Fotografer Abadikan Ketangguhan dan Kisah Tersembunyi di Balik Tembok Besar Tiongkok
BACA JUGA:Hong Kong Sambut Kembali Cyclothon 2025, Ajang yang Memadukan Adrenalin dan Ketenangan
Ritual Penjaga Desa
Di Desa Jichang, salah satu pemukiman terbesar dengan lebih dari 4 ribu warga, prosesi tahunan mengarak patung penjaga desa digelar setiap tanggal 18 bulan pertama kalender Tionghoa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: china daily