Wayang Blang-bleng Meriahkan Festival Lampion Tambak Bayan
Senin / 12-02-2024,12:31 WIB
Warga kampung pecinan Tambak Bayan Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 11 Februari 2024 menggelar Festival Lampion dalam rangka perayaan tahun baru Imlek 2024, pertunjukan wayang yang didalangi oleh Ki Ompong Sudarsana ini menyita perhatian pengunjung. Dinamai wayang Blang-Bleng karena memiliki makna spontan, sehingga lakon dan alur ceritanya pun dibuat spontan. Sedangkan, alur cerita yang dibuat yaitu tentang Pemilu dan edukasi memilih pemimpin yang baik dan benar yang ditonton oleh sekitar 50 pengunjung di antaranya 15 anak-anak. (Moch Sahirol/Harian Disway)
Warga kampung pecinan Tambak Bayan Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 11 Februari 2024 menggelar Festival Lampion dalam rangka perayaan tahun baru Imlek 2024, pertunjukan wayang yang didalangi oleh Ki Ompong Sudarsana ini menyita perhatian pengunjung. Dinamai wayang Blang-Bleng karena memiliki makna spontan, sehingga lakon dan alur ceritanya pun dibuat spontan. Sedangkan, alur cerita yang dibuat yaitu tentang Pemilu dan edukasi memilih pemimpin yang baik dan benar yang ditonton oleh sekitar 50 pengunjung di antaranya 15 anak-anak. (Moch Sahirol/Harian Disway)
Warga kampung pecinan Tambak Bayan Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 11 Februari 2024 menggelar Festival Lampion dalam rangka perayaan tahun baru Imlek 2024, pertunjukan wayang yang didalangi oleh Ki Ompong Sudarsana ini menyita perhatian pengunjung. Dinamai wayang Blang-Bleng karena memiliki makna spontan, sehingga lakon dan alur ceritanya pun dibuat spontan. Sedangkan, alur cerita yang dibuat yaitu tentang Pemilu dan edukasi memilih pemimpin yang baik dan benar yang ditonton oleh sekitar 50 pengunjung di antaranya 15 anak-anak. (Moch Sahirol/Harian Disway)
Warga kampung pecinan Tambak Bayan Surabaya, Jawa Timur, Sabtu, 11 Februari 2024 menggelar Festival Lampion dalam rangka perayaan tahun baru Imlek 2024, pertunjukan wayang yang didalangi oleh Ki Ompong Sudarsana ini menyita perhatian pengunjung. Dinamai wayang Blang-Bleng karena memiliki makna spontan, sehingga lakon dan alur ceritanya pun dibuat spontan. Sedangkan, alur cerita yang dibuat yaitu tentang Pemilu dan edukasi memilih pemimpin yang baik dan benar yang ditonton oleh sekitar 50 pengunjung di antaranya 15 anak-anak. (Moch Sahirol/Harian Disway)
