SURABAYA, DISWAY.ID- Rupanya masyarakat mengindahkan arahan pemerintah: tidak pulang di puncak arus balik. Kemacetan parah yang terjadi pada puncak arus mudik akhir April lalu tidak terulang kemarin (8/5).
Pemerintah memprediksi puncak arus balik terjadi pada 7-8 Mei. Berakhir kemarin. Pemerintah fokus mengatasi kemacetan di tol trans-Jawa dan jalur arteri yang sangat dikeluhkan saat arus mudik.
Kemacetan terparah ada di jalur menuju Merak. Jalur yang biasanya cuma ditempuh selama 30 menit itu berubah jadi 12 jam. Sementara itu, pengguna Tol Purbaleunyi juga sempat terjebak pada kemacetan selama 6 jam.
Nyaris separuh pemudik asal Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) belum kembali dari tempat asal hingga kemarin. ”Kami menghitung dari hari ke hari. Dua hari lalu masih 63 persen, turun lagi jadi 55 persen, dan sekarang sekitar 46 persen hingga 47 persen belum kembali dari mudik,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi kemarin (8/5).
Ia memprediksi puncak mudik baru terjadi saat malam hingga dini hari tadi (Senin, 9/5). Pihaknya sudah mengantisipasi jika lebih dari 40 persen pemudik kembali secara bersamaan.
Karena itu, pihaknya berkoordinasi dengan kepolisian untuk menerapkan rekayasa lalu lintas. Hingga kemarin pihaknya sudah menyiapkan empat rekayasa lalin pada arus balik. Yakni, ganjil genap, one way, contraflow, dan pembatasan kendaraan angkutan berat.
Upaya kelima sudah dibicarakan. Yakni, membatasi perjalanan dari kota-kota yang ada di utara pantai Jawa. Pengendara dari Cirebon, Brebes, Pekalongan, Tegal, Batang, dan Kendal tidak diperbolehkan masuk ke jalur one way di ruas tol trans-Jawa.
Kebijakan tersebut berlaku situasional, hingga H+10 Lebaran. Jika terjadi kemacetan parah, kendaraan yang menggunakan jalur one way bakal dikeluarkan dari tol dan menempuh jalan umum. Atau sebaliknya. Kendaraan dari pantura tersebut tidak diperkenankan masuk ke pintu tol one way.
Ada hikmah dari kebijakan itu. Menurut Budi, tempat wisata yang di pantura bakal ramai. Terutama kawasan pantai. Pengendara diharapkan memanfaatkan tempat wisata tersebut sebagai titik transit. Sebab, rest area yang sempat menjadi biang kemacetan kini dibatasi sangat ketat. Waktu ke toilet tidak boleh lebih dari 10 menit.
Hingga H+4, pergerakan kendaraan dari arah Merak mencapai lebih dari 37.000 unit dalam sehari. Sementara itu, jalur tol Semarang ke Jakarta mencapai lebih dari 170.000 kendaraan. Jumlah tersebut merupakan kepadatan kendaraan mudik tertinggi sepanjang pengelolaan arus mudik.
Kemacetan sempat terjadi terutama di tol Semarang–Jakarta dan Solo. Sementara itu, kondisi kemacetan di tol Jatim tidak begitu parah. Hanya terjadi kepadatan di Malang Raya yang menjadi pusat destinasi wisata di Jatim.
Budi berkali-kali mengimbau masyarakat agar menunda perjalanan pada puncak arus balik. Ia juga berharap suoaya warga bisa menjalani tradisi makan ketupat sepekan setelah hari raya. ”Silakan kembali setelah hari ini. Masyarakat bisa merayakan Lebaran ketupat dulu besok. Sehingga ini akan memberikan relaksasi juga bagi kepadatan jalan,” harapnya.
Pemudik jalur darat via bus dan kereta api juga tidak mengalami lonjakan signifikan. Terutama kereta api. Jumlah selama arus balik belum melimpah. Untuk besok atau H+6 PT KAI baru menjual 103.242 tiket atau setara okupansi 81 persen. Pada Selasa (10/5), tiket terjual 76.762 lembar setara okupansi 63 persen.
PT KAI tetap mempertahankan jumlah kereta dan gerbong untuk mendukung instruksi pemerintah: mudik di tanggal alternatif. Banyak ASN Jabodetabek yang diperbolehkan work from home. ”Libur sekolah juga diperpanjang,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus.
KAI menetapkan masa angkutan Lebaran, yaitu H-10 sampai H+10 Lebaran atau 22 April sampai 13 Mei 2022. Sampai kemarin, KAI telah menjual 2,32 juta tiket kereta api jarak jauh atau 87 persen dari total tiket yang disediakan. (*)