TERNYATA ada banyak pengusaha yang menyukai pepatah 知足常乐 (zhī zú cháng lè). Termasuk Indra Widjaja, presiden komisaris Sinar Mas Multiartha. Harian Disway juga telah menerbitkan ulasan mengenai cheng yu ini sebelumnya. Yang dipilih oleh pengusaha minuman serbuk asal Semarang, Harjanto Halim.
Berarti, cheng yu yang artinya "yang merasa cukup akan senantiasa bahagia" itu begitu menginspirasi banyak orang. Dijadikan alarm supaya tidak kemaruk. Harus tahu kapan mengerem. Lalu berhenti.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Founder El John Indonesia Martinus Johnnie Sugiarto: Bu Xu Ren Yan
Cheng Yu yang merupakan ajaran Lao Tzu itu barangkali memang dirasa cocok untuk zaman ini. Di mana jarang sekali ada orang yang cepat puas. Semuanya berlomba-lomba memperebutkan kekayaan dan kekuasaan. Bahkan menghalalkan segala cara. Persis yang dilukiskan pepatah Latin, "Homo homini lupus": manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Saling terkam. Demi zero-sum game.
Makanya, ditegaskan Wang Tong 王通, filsuf besar Konfusianis era dinasti Sui, "大智知，小智惟谋" (dà zhì zhī zhǐ, xiǎo zhì wéi móu). Orang yang tinggi akal budinya tahu kapan berhenti; orang yang rendah akal budinya hanya hawa nafsu yang dituruti. Begitu kira-kira terjemahan bebasnya.
Padahal, kata Bapak Sejarah Tiongkok Sima Qian 司马迁, "欲而不知止，失其所以欲；有而不知足，失其所以有" (yù ér bù zhī zhǐ, shī qí suǒ yǐ yù; yǒu ér bù zhī zú, shī qí suǒ yǐ yǒu). Yang artinya: Kalau hawa nafsu tidak dibatasi, akhirnya tak akan ada yang terpenuhi; kalau sudah didapat tapi tidak merasa cukup, pada akhirnya akan kehilangan semuanya. (*)