Herman mengusulkan agar beban BBM ditanggung bersama. Misalnya nilai subsidi ditetapkan sebesar Rp 2.000 per liter hingga akhir 2022. Ketika terjadi lonjakan harga minyak mentah dunia, harga BBM bisa dinaikkan sewaktu-waktu. “Jadi harga BBM di SPBU itu dinamis,” jelasnya.
Solusi jangka panjangnya adalah percepatan industri kendaraan listrik. Herman melihat peluang itu sangat besar. Apalagi setelah ditemukannya cadangan lithium yang dibutuhkan sebagai katoda baterai kendaraan listrik. “Cuma kan itu tidak bisa cepat,” jelasnya.
Sementara itu harga minyak mentah dunia naik 6 persen pekan ini akibat rencana Uni Eropa (UE) menerapkan sanksi embargo minyak mentah asal Rusia. Meski masih belum ditetapkan, rencana tersebut tetap memengaruhi harga pasar.
UE masih menunggu keputusan Hongaria yang masih belum setuju atas sanksi itu. Tanpa suara dari Hongaria sanksi tersebut tidak akan terjadi. UE butuh suara absolut untuk menetapkan langkah tersebut.
Harga minyak dunia memang melambung sejak invasi Rusia ke Ukraina 24 Februari lalu. Rusia yang menjadi eksportir minyak mentah dunia memegang peranan penting dalam pasar global. Seumpama sanksi benar-benar dijatuhkan, Pemerintah RI harus siap-siap menambah beban subsidi BBM. (*)