Pembunuhan bisa sebab sepele. Dua pria, S, 60, dan SY, 35, nonton video porno di rumah S di Tangerang, Minggu (29/5). S bilang ingin ngeseks dengan kakak perempuan SY, bayar Rp 300 ribu: ”Maukah?” Lalu, S dibunuh SY.
” ITU pengakuan tersangka SY dari hasil penyidikan,” kata Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes E. Zulpan di jumpa pers Kamis, 2 Juni 2022. Masih disidik lebih dalam motifnya. Hasil penyidikan, kronologi demikian: Minggu (29/5) malam, SY ke rumah S di Legok, Tangerang, Banten. Mereka bertetangga, sebelahan rumah. Diduga mereka sudah janjian. Nonton video porno di situ. Tidak ada orang lain di rumah itu. Zulpan: ”Korban S lalu bicara ke pelaku SY. S niat berhubungan seks dengan kakak perempuan pelaku: Mau nggak Rp 300 ribu, dipakai? Lantas, pelaku marah. Mereka cekcok. Berantem.” Kebetulan di lokasi ada kapak. SY memukul kepala S dengan itu. Langsung ambruk. Tapi, masih terjadi perkelahian. ”Korban melawan. Tapi, SY terus memukul S dengan kapak.” Setelah S tak bergerak, SY bingung. Ia menggeledah rumah, menemukan karung. Tubuh S dikarungi. Lalu, dipikirkan pembuangannya. Ada kubangan air bekas galian pasir, membentuk danau, tak jauh dari situ. SY memanggil tetangganya, pemuda MYM, 18. Mereka lantas memberi pemberat besi pada karung. Akhirnya mereka mengangkat karung, lantas membuangnya ke danau. Tenggelam. Selasa sore, 31 Mei 2022, karung berisi mayat ditemukan warga setempat. Diidentifikasi polisi, itu jenazah S. Polisi menyelidiki. Mengerahkan banyak personel. Rabu, 1 Juni 2022, sekitar pukul 10.00, SY ditangkap polisi di rumahnya. Menyusul, MYM ditangkap pula. ”Kedua tersangka kami tangkap tidak sampai 24 jam dari saat penemuan mayat,” kata Zulpan. Para pelaku dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. ”Pelaku terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup,” ungkap Zulpan. Sesederhana itu penyebab pembunuhan. Tanpa mengabaikan, bahwa kata-kata korban bisa ditafsirkan sebagai pelecehan verbal berat, tapi sesederhana itu. Orang bisa gelap mata, membunuh. Walaupun, dari pasal yang diterapkan penyidik, pembunuhan berencana, berarti ada hal yang tidak diungkap penyidik di jumpa pers. Artinya, ada latar belakang kisah di balik obrolan S dan SY saat nonton video porno. Juga, terkait pelaku pembantu, MYM, dikenai pasal sama. Cendekiawan Inggris, Robert Burton (1577–1640), dosen ilmu saraf Oxford University, Inggris, dalam bukunya, The Anatomy of Melancholy (1621) – dijadikan rujukan banyak kriminolog – menjelaskan penyebab orang membunuh orang lain. Di buku itu disebutkan, belum ada ilmu yang mengungkap, apa penyebab spesifik orang membunuh. Disebutkan, secara umum penyebabnya adalah emosional yang meledak. Profesor David Buss , guru besar psikologi di University of Texas-Austin, dalam bukunya, The Murderer Next Door: Why the Mind is Design to Kill (2006) senada dengan buku Robert Burton. Yakni: penyebab mendasar adalah emosional. Buku Buss adalah hasil riset. Jumlah responden 5.000 orang pria dan wanita proporsi seimbang. Usia responden 20 – 60 tahun. Yang menarik adalah ini: Dari responden, 91 persen pria dan 84 persen wanita, di sepanjang hidupnya, pernah berpikir membunuh orang. Cuma berpikir atau membayangkan. Ketika membayangkan membunuh, ia sedang diliputi rasa tidak suka yang parah terhadap orang yang ditarget bunuh. Sampai di sini, unsur emosional dari Robert Burton masuk. Terpakai. Namun, dari sekian responden yang membayangkan akan membunuh, rata-rata hanya sekitar 1 persen yang benar-benar melaksanakan pembunuhan. Artinya, mayoritas tidak mewujudkan niat mereka. Diperdalam lagi, mengapa yang 1 persen itu benar-benar membunuh? Dijawab, yang bersangkutan sudah punya masalah psikologis sebelum melaksanakan pembunuhan. Digambarkan, orang yang mengemudi mobil di kemacetan lalu lintas, sedikit atau banyak, sudah diliputi stres. Ketika di kemacetan lalu lintas itu ada orang yang melakukan suatu tindakan menjengkelkan, stres bisa meningkat. Itu belum cukup memicu tindakan pembunuhan. Tapi, jika orang yang bersangkutan punya problem pribadi yang rumit, misalnya, sedang dalam proses perceraian atau sedang ditagih utang, tingkat stres naik lagi. Itu juga belum menghasilkan pembunuhan. ”Pembunuhan terjadi jika yang bersangkutan merasa hidupnya terancam oleh korban. Dan, ancaman tampak nyata,” tulis Prof Buss dalam bukunya. Di kasus Tangerang, kejadiannya terlalu sederhana untuk menghasilkan pembunuhan. Maka, tugas polisi mengungkap latar belakang motif secara lebih spesifik. Pengungkapan motif, untuk setiap kejahatan, jadi pelajaran bagi masyarakat. (*)Pembunuhan di Legok dalam Perspektif Psikologi
Jumat 03-06-2022,05:00 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Yusuf Ridho
Kategori :
Terkait
Sabtu 05-07-2025,12:40 WIB
Alasan Boundaries Menyehatkan dan Tanda Tubuh Butuh Batasan
Minggu 29-06-2025,17:30 WIB
Dopamine Dressing dan 3 Hal yang Membuatnya Bisa Mengontrol Suasana Hati Anda
Rabu 25-06-2025,14:38 WIB
Mengenal Emotional Baggage dan Cara Mengatasinya
Minggu 22-06-2025,08:00 WIB
Mengapa Teman Datang dan Pergi? Ini Alasan dan Cara Menghadapinya
Kamis 19-06-2025,22:17 WIB
Dampak Memarahi Anak di Tempat Umum
Terpopuler
Senin 14-07-2025,07:39 WIB
Pelatih PSG Luis Enrique Tampar Striker Chelsea Joao Pedro, Hadapi Hukuman Berat
Senin 14-07-2025,04:48 WIB
Kejutan! Chelsea vs PSG 3-0, Cole Palmer-Joao Pedro Buat Les Parisiens Mati Kutu
Senin 14-07-2025,05:43 WIB
Rating Pemain PSG Setelah Takluk 0-3 dari Chelsea, Siapa Biang Keroknya?
Senin 14-07-2025,09:45 WIB
Aplikasi Penghasil Uang Rp Rewards, Mengerjakan Tugas Isi Survei Bisa Cair Rp 50 Ribu!
Senin 14-07-2025,00:00 WIB
Real Madrid Tak Aktifkan Klausul, Nico Paz Tetap di Como
Terkini
Senin 14-07-2025,18:49 WIB
Presiden Prabowo Disambut Hangat Diaspora Indonesia Setibanya di Paris
Senin 14-07-2025,18:47 WIB
Kopdes Merah Putih Akan Jadi Outlet Penyaluran Pangan Murah dan Bantuan Beras Pemerintah
Senin 14-07-2025,17:50 WIB
Manajemen GBK Minta Maaf usai Speaker Keluarkan Suara Tak Pantas, Human Error Jadi Penyebab.
Senin 14-07-2025,17:33 WIB
Presiden Prabowo Bertemu Raja Belgia
Senin 14-07-2025,16:20 WIB