Bermunculanlah teori-teori sains untuk memahami kisah Adam. Mulai teori evolusi. Teori penyebaran manusia: Out of Africa. Teori genetika. Teori fosil. Teori penanggalan radiasi karbon. Dan, lain sebagainya. Yang digunakan untuk menafsiri kisah Adam dari dalam kitab suci Al-Qur’an. Maupun yang diriwayatkan hadits.
Sungguh sangat menarik. Dan, menjadi hidup kajiannya. Ribuan komentar terlibat dalam diskusi yang panjang. Secara serial. Sehingga, sampai membutuhkan puluhan episode. Ketika tulisan ini saya buat, kajian tentang Adam ini telah mencapai 24 episode.
Dan, belum menampakkan tanda-tanda akan berakhir. Karena, masih memunculkan pertanyaan-pertanyaan lanjutan di kolom komentar. Sebagai ungkapan rasa penasaran mereka. Yang kemudian saya angkat sebagai tema di episode berikutnya.
Hal itu tidak lepas dari kemisteriusan kisah Adam. Yang memang memicu kontroversi. Baik yang bersumber dari Al-Qur’an. Atau, apalagi yang diriwayatkan hadits. Dan, kemudian menjadi makin seru ketika dikroscek dengan data ilmiah.
Ada yang sinkron. Ada yang tidak sinkron. Sehingga harus diklarifikasi. Untuk memperoleh kesimpulan yang utuh. Secara dalil. Maupun secara saintifik.
Untuk itu, saya ingin menurunkan tulisan tentang Adam ini secara bersambung pula di Harian Disway. Agar pembaca merasakan juga betapa serunya kajian tentang kisah Adam secara saintifik. Di mana sejak awal prosesnya, Allah sudah memberikan teka-teki tentang manusia yang akan dijadikan khalifah di muka bumi itu: Adam.
Yang sejak awal itu pun, para malaikat sudah mempertanyakan rencana Allah. Kenapa Dia akan menciptakan seorang khalifah di muka bumi. Tapi, Allah hanya menjawabnya dengan ungkapan penuh misteri. Bahwa, Dia mengetahui apa yang tidak mereka ketahui.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: ”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: ”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 30)
Allahu a’lam bissawab. (*)
*) Alumnus Teknik Nuklir UGM. Penulis buku-buku tasawuf modern. Founder Kajian Islam Futuristik.