UNTUK ukuran tim yang baru berlatih tiga pekan, tiga poin atas Persiraja Banda Aceh dirasa cukup bagi Bhayangkara FC. Pelatih Paul Munster menyadari, ada banyak aspek yang harus ditingkatkan timnya musim ini. Namun, tiga poin di pertandingan pertama –melawan tim yang solid– adalah hasil yang patut disyukuri.
Bhayangkara FC menjamu Persiraja di Indomilk Arena, Tangerang, Minggu malam (29/8). Penyerang asal Chad, Ezechiel Ndouasel, membawa Bhayangkara unggul cepat pada menit kedelapan. Sontekan mantan penyerang Persib Bandung itu berhasil mengecoh Fakhrurrazi, penjaga gawang Persiraja. Persiraja mencetak gol penyama lewat tandukan penyerang impor Paulo Henrique pada menit ke-32.
Eksekusi penalti Ndouasel pada injury time babak pertama membawa Bhayangkara kembali unggul 2-1. Wasit Mustofa Umarella (DKI Jakarta) memberikan hadiah penalti setelah bola mengenai tangan bek Persiraja di kotak terlarang. Dua tim saling serang pada paruh kedua. Hanya, tidak ada gol hingga berakhirnya laga itu. Bhayangkara FC menang 2-1.
”Saya tahu pertandingan ini akan sulit. Seperti yang sudah saya katakan, saya sudah dua tahun di Indonesia. Jadi, saya sudah tahu kekuatan semua tim di Liga 1. Siapa pun lawannya, mereka akan fight dan bermain dengan bagus. Hal itu terbukti di pertandingan ini," ungkap Paul Munster dalam konferensi pers seusai pertandingan.
Terlepas dari satu gol Paulo Henrique, bek anyar Hansamu Yama Pranata menilai timnya pantas menuai tiga poin. Pesepak bola asal Mojokerto itu mengatakan bahwa hasil laga tersebut adalah modal untuk game kedua nanti. "Semoga liga jalan terus. Tapi, semua bergantung kita dan semua klub peserta Liga 1 lainnya," harap Yama.
Sementara itu, pelatih Persiraja Hendri Susilo menyebut timnya hanya kurang beruntung. Mereka sebenarnya memiliki sejumlah peluang yang seharusnya bisa dikonversi menjadi gol. "Termasuk peluang pada detik terakhir melalui Ramadhan. Jika ia bisa tenang, kami bisa mencetak gol penyama," ulas Hendri. (Muhammad Syafaruddin)