Peta Risiko Justru Berisiko

Kamis 02-09-2021,04:00 WIB
Editor : Redaksi DBL Indonesia

Jika pemerintah pusat menyatakan Surabaya sudah turun level, maka kelonggaran akan diberikan. “Nanti lihat ketentuan dari mendagri. Doakan saja segera turun level,” lanjut Irvan.

Surabaya raya belum sepenuhnya aman. Sidoarjo juga masuk zona kuning seperti Surabaya, namun Gresik masih masuk zona oranye.

GUBERNUR Jatim Khofifah Indar Parawansa melihat vaksinasi di SMA Khadijah, Surabaya, Rabu (1/9/2021). (Foto: Humas Pemprov Jatim)

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersyukur peta risiko itu sudah menunjukkan perkembangan positif. Menurutnya, warna pada peta risiko akan menentukan kebijakan masing-masing Pemda. ”Selain warna juga melihat posisi levelnya. Seperti kota Surabaya saat ini masuk zona kuning dan berada di level tiga,” kata mantan Mensos itu kemarin.

Epidemiolog Unair dr Windhu Purnomo berharap gubernur, bupati, atau wali kota tidak lagi melihat perubahan warna pada peta risiko. Sebab pemerintah pusat sudah memakai asesmen situasi untuk menentukan kelas PPKM daerah. ”Saya usulkan biar peta itu dihapus saja. Biar satu pintu, satu sumber,” katanya.

Ia melihat Surabaya memang pantas masuk zona kuning. Status PPKM-nya sudah turun ke level 3. Namun ada sejumlah daerah yang zona risiko dan level PPKM-nya tidak sinkron. Misalnya Ponorogo yang sudah turun ke zona oranye. Tapi PPKM masih level 4. “Ini bahaya kalau kepala daerahnya salah mengambil kebijakan,” katanya.

Lalu bagaimana bisa warna pada peta risiko bisa berbeda dengan level PPKM? Windhu mengatakan indikator yang dipakai keduanya berbeda. ”Dan warna pada peta itu kan di-update seminggu sekali. Sedangkan yang PPKM itu penilaiannya harian,” lanjut alumnus FK Unair Angkatan 1974 itu. (Salman Muhiddin/Andre Bakhtiar)

 

Tags :
Kategori :

Terkait