Sebagai pemain, tentu sangat sedih bila tidak diturunkan. Dimaz sampai menemui secara khusus sang pelatih di kamar. "Saya memohon untuk diberi kesempatan bertanding," kata pemain yang pernah mendapat gelar top steal dan top assist NBL itu.
Akhirnya Mr. Kim luluh. Dimaz diturunkan melawan Pelita Jaya di semifinal kedua. Sayangnya, kata Dimaz, CLS kalah. "Dan saat itu rasanya pelatih seperti menyalahkan saya. Mr Kim memang suka begitu," kenang Dimaz.
Coach Kim memang pelatih yang unik. Pernah tim CLS kalah, Dimaz disalahkan karena mengubah model rambut sebelum final preseason NBL. "Pemain juga dilarang gunting kuku sebelum bertanding. Ia percaya yang begitu," kata Dimaz lantas tertawa.
CLS akhirnya peringkat ketiga di NBL 2014-2015. Tak lama setelah musim NBL selesai, Dimaz juga mundur dari CLS. Pensiun sebagai pemain. Ia kemudian menjadi pelatih di DBL Academy. Sekolah basket untuk anak-anak usia 7-15 tahun. (Tomy C. Gutomo-Bersambung)