BULAN LALU, Ari Lasso menjalani operasi besar. Ia tidak menjelaskan apa tujuan operasi itu. Atau mengungkap secara spesifik penyakitnya. Hanya saja, dalam setiap unggahan di Instagram, pelantun Hampa itu menambahkan tagar #spleensurgery. Alias operasi limfa. Baru kemarin, kepada sahabatnya, Deddy Corbuzier, ia mengakui semuanya. Ari mengidap kanker.
Ari awalnya juga tidak tahu. Ia kali pertama merasakan sakit di tengah menonton semifinal bulu tangkis di Olimpiade Tokyo 2020. Bersama anak-anaknya, Ari melompat-lompat mendukung ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Tiba-tiba perutnya sakit sekali, seperti tertusuk. ’’Gua minta dikerokin ama orang rumah,’’ Ari mengenang.
Lalu, pada 4 Agustus, ia dijadwalkan syuting klip video untuk single baru yang rencananya dirilis awal tahun depan. Tiba-tiba, sakit itu menyerang lagi. Kali ini lebih parah. Sensasi seperti ditusuk ia rasakan dari rusuk kiri, tembus hingga pinggang dan punggung. Ari pergi ke rumah sakit Premier Bintaro. Ditangani Dr dr Rino Alvani Gani, spesialis penyakit dalam.
Dokter Rino sempat menanyakan, separah apa Covid-19 yang sempat diderita Ari pada Januari lalu. Ari bilang cukup parah. Sampai ia meminum Actemra. Ia mencurigai ada infeksi besar atau cairan besar di belakang lambung Ari. Ia diminta scan abdomen. Ternyata, diketahui bahwa citra yang nampak di bagian limpa itu adalah massa padat. Berarti itu tumor.
Ari lantas dirujuk ke dokter Errawan Ramawitan Wiradisuria, spesialis bedah. Salah seorang ahli laparoskopi terbaik di Indonesia. ’’Dan di situ gua baru tahu, Ded. Kalau limpa itu bagian dari sistem imunitas. Ia recycle bin-nya sel darah merah untuk dijadikan sel darah putih. Bekerja sama dengan hati dan kelenjar getah bening untuk menciptakan sistem imun,’’ paparnya.
Dokter Errawan akhirnya mengangkat limpa Ari. Namun, hingga saat itu pun belum ketahuan bahwa itu kanker. Setelah operasi beres, Ari dipindah ke ruang perawatan. Malam-malam, ia mengobrol dengan sang istri, Vita Dessy. Vita memperlihatkan hasil operasi. ’’Dari bentuknya, gua tahu kalau itu kanker. Dan gua sama istri sepakat, ’Ganas nih kayaknya’,’’ tutur Ari.
Setelah kondisinya pulih, Ari pulang pada 31 Agustus. Dokter belum memastikan ia menderita kanker. Ia baru dikabari enam hari kemudian. Setelah hasil tes patologi keluar. Pria 48 tahun itu ternyata menderita kanker yang sangat langka. Namanya Diffuse Large B-cell Lymphoma (DLBCL). Kejadiannya hanya dua di antara 5000 kasus kanker limpa. Kabar baiknya, kanker sel B bisa disembuhkan.
Pekan ini, Ari menjalani pemeriksaan lanjutan. Untuk melihat apakah kankernya menyebar. Namun, menyebar atau tidak menyebar, ia tetap wajib kemoterapi. Pertanyaan pertama yang dilontarkan Ari ketika mendengar kemo adalah, ’’Dok, nanti saya botak, dong?’’ Semua yang ada di kamar perawatan itu ngakak mendengar pertanyaan Ari.
’’Gua langsung suruh bini gua search produsen wig terbaik,’’ tukasnya, lalu tertawa.
Ari menerima kabar kanker ini dengan hati legawa. Ia menganggapnya sebagai ujian dari Tuhan. Yang ia yakin bisa hadapi. Kedua kakak perempuannya adalah survivor kanker. Jadi ia merasa kuat. Ia kadang tak habis pikir. Kenapa terkena kanker. Tapi, penyanyi Cintailah Aku Sepenuh Hati itu tidak pernah meratapi nasib. Namun, apakah sama sekali tidak ada ketakutan? Ada.
Pertama, Ari mengulang, ia takut botak. Kedua, kemoterapi sangatlah berat. Ia belum tahu apakah tubuhnya kuat menanggung segalanya. Deddy bertanya, apakah Ari tidak takut mati? ’’Dengan nama Tuhan, gua yakin nggak mati,’’ tegasnya. (Retna Christa)